REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kendaraan pemudik mulai memadati arus mudik di jalur utama Pantura. Mulai dari Karawang, Subang, Indramayu dan klimaks kemacetan terjadi di pasar tumpah Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (13/8).
Penumpukan kendaraan di pasar tumpah terjadi karena sejumlah pedagang berjualan hingga ke bahu jalan. Transaksi antara pembeli dengan pedagang meluber hingga ke jalan utama sehingga jalan utama Pantura semakin sempit, sedangkan lonjakan pemudik mulai meningkat.
Aju, petugas pos Pengamanan Arus Mudik mengaku butuh pengawasan dan penjagaan cukup ketat mengarahkan transaksi supaya tidak dibahu jalan. Pasalnya, transaksi semakin memperparah kemacetan. Selain itu angkutan umum yang berhenti sembarangan membuat kondisi lalu lintas semakin semerawut.
Penumpukan kendaraan dari arah Jakarta, kata dia, sulit dihindari di pasar tumpah Plered. Penyebabnya karena padatnya pedagang plus kendaraan roda tiga alias becak yang mangkal bergandengan dengan pedagang kaki lima. Diperkirakan memasuki H-3 akan semakin parah.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan pasar tumpah sepanjang jalan Pantura masih jadi kendala pemudik. Namun pihaknya akan mengarahkan dan menjaga pasar tersebut untuk mengurangi kepadatan. Ahmad Heryawan mengimbau pemudik yang melintasi Pantura mulai dari Karawang hingga perbatasan Cirebon dengan Jawa Tengah, supaya memanfaatkan jalan alternatif membantu mengurangi kepadatan arus kendaraan di jalur utama.
Kapolda Jabar Irjen Putut Eko Bayuseno secara terpisah menuturkan pasar tumpah di Pantura masih jadi faktor terjadinya penumpukan kendaraan saat arus mudik dan balik lebaran Idul Fitri. "Polda Jawa Barat sudah menyiapkan personelnya untuk mengamankan sejumlah pasar tumpah di Pantura, mulai dari Karawang hingga pasar Losari Cirebon perbatasan Jawa Tengah," katanya.