Pemudik Khawatir Tarif Bus Melonjak

Rep: c25/ Red: Johar Arif

Senin 22 Aug 2011 22:09 WIB

Suasana arus mudik di Terminal Pulo Gadung, Jakarta Timur, mulai terasa, meski belum melonjak, Jumat (19/8). Lonjakan arus mudik di terminal antarprovinsi ini terjadi pada H-4. Foto: Republika/Imam Budi Utomo Suasana arus mudik di Terminal Pulo Gadung, Jakarta Timur, mulai terasa, meski belum melonjak, Jumat (19/8). Lonjakan arus mudik di terminal antarprovinsi ini terjadi pada H-4.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Terminal Induk Bekasi, Jawa Barat, sudah dipadati penumpang arus mudik. Kondisi itu terlihat dari H-8 menjelang Idul Fitri 2011. Menurut Sulasto (33), seorang pemudik ke Semarang, ia terpaksa mudik lebih awal lantaran takut harga tiket naik pada H-7.

Pria yang kerap disapa Lasto ini menjelaskan, biasanya pemudik jurusan Jawa Tengah bisa melonjak di atas H-7. Menurut Lasto, melonjaknya penumpang juga menyebabkan harga tiket naik. "Harga tiket bus ekonomi yang tadinya Rp. 80.000 bisa naik hingga Rp. 125.000," ungkap Lasto.

Alasan harga itu yang membuat Lasto takut bila mudik melebihi H-7. Namun Lasto tidak mengira pemudik banyak yang menyiasatkan untuk pulang sebelum penumpang melonjak.

Terkait kenaikan harga tiket, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Supandi Budiman menegaskan, Perusahaan Otobis (PO) yang melayani arus mudik wajib mematuhi peraturan tarif angkutan yang ditetapkan. Sesuai anjuran pemerintah pusat, tarif penumpang per kilometer Rp 139 dan untuk batas bawah sebesar Rp 86 per kilometer.

Menurut Supandi, sebanyak 40 PO yang terdata di Kota Bekasi dilarang mempermainkan tarif angkutan lebaran bagi masyarakat yang hendak pulang ke kampung halamannya. "Jangan sampai niat bersilaturahmi keluarga terkendala hanya akibat masalah perjalanan," katanya.

Untuk memastikan tidak ada permainan harga tiket angkutan lebaran, Supandi menempatkan petugas di terminal dan tempat-tempat pemberangkatan angkutan mudik di wilayahnya. "Jika ada yang menjual tiket melebihi ketentuan maka akan kami tindak tegas," jelasnya.

Kepala Terminal Induk Bekasi, Zeno Bachtiar mengatakan pihak terminal belum menemukan adanya masalah kenaikan tarif. "Jika ada mungkin sepihak. Tapi itu harus kita tindak tegas," jelasnya.