Pemkot Yogyakarta Antisipasi Sampah di Libur Lebaran

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan

Kamis 11 Apr 2024 13:48 WIB

Wisatawan menghabiskan waktu di jalur pedesterian Malioboro, Yogyakarta. Pemkot Yogyakarta mengantisipasi peningkatan volume sampah di libur lebaran. Foto: Republika/ Wihdan Hidayat Wisatawan menghabiskan waktu di jalur pedesterian Malioboro, Yogyakarta. Pemkot Yogyakarta mengantisipasi peningkatan volume sampah di libur lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengantisipasi peningkatan volume sampah selama libur Lebaran 2024. Hal ini mengingat DIY, termasuk Kota Yogyakarta diperkirakan akan kebanjiran wisatawan selama libur Lebaran. 

"Kami juga melakukan antisipasi untuk sampah di Kota Yogyakarta karena kita prediksi ada peningkatan volume sampah selama libur Lebaran,” kata Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo belum lama ini.

Baca Juga

Singgih mengatakan, pihaknya melakukan pengosongan beberapa depo sampah besar. Hal ini dilakukan agar nantinya peningkatan volume sampah selama libur Lebaran dapat ditampung di depo-depo yang sudah disiapkan. 

“Kemarin kita lakukan pengosongan beberapa depo besar seperti (depo sampai di) Mandala,” ucap Singgih. 

Singgih pun mengimbau wisatawan maupun pemudik yang masuk ke Kota Yogyakarta disiplin dalam mengelola maupun membuang sampahnya. “Saya tetap mengimbau kepada para pemudik dan masyarakat untuk disiplin mengelola sampah dan membuang sampah pada tempatnya," jelasnya.

Pemkot Yogyakarta juga menyebut siap melakukan desentralisasi pengolahan sampah secara mandiri. Hal ini dalam rangka menindaklanjuti ditutupnya TPA Regional Piyungan sejak April 2024. 

Desentralisasi ini dioptimalkan di Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) yang dibangun di tiga lokasi di Kota Yogyakarta yakni di Nitikan, Karangmiri, dan Kranon. Desentralisasi pengolahan sampah ini salah satunya diolah menjadi Refused Derived Fuel (RDF) bahan bakar alternatif.

“Kita siap untuk desentralisasi sampah, komitmen Pemkot itu karena kebijakan desentralisasi sampah mau tidak mau, suka tidak suka, kita cancut taliwanda (segera kerjakan),” kata Singgih.

Terpopuler