Menkes Ungkap Tiga Masalah Kesehatan Paling Sering Dialami Pemudik

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil

Rabu 10 Apr 2024 17:44 WIB

Kendaraan melintas di Jalan Tol Semarang-Batang, Jawa Tengah, Selasa (9/4/2024). Pada H-1 Lebaran 2024, arus mudik di Jalan Tol Trans Jawa itu terpantau lancar seiring dihentikannya skema lalu lintas satu jalur (one way) dari Km 72 Tol Cipali sampai dengan Km 414 Gerbang Tol Kalikangkung. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar Kendaraan melintas di Jalan Tol Semarang-Batang, Jawa Tengah, Selasa (9/4/2024). Pada H-1 Lebaran 2024, arus mudik di Jalan Tol Trans Jawa itu terpantau lancar seiring dihentikannya skema lalu lintas satu jalur (one way) dari Km 72 Tol Cipali sampai dengan Km 414 Gerbang Tol Kalikangkung.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tiga masalah kesehatan yang sering dialami para pemudik. Ketiga masalah kesehatan tersebut, yakni dispepsia atau gangguan saluran pencernaan, fatigue atau kelelahan parah, dan darah tinggi.

 “Tadi ada 15 pemudik yang masuk teregistrasi mendapatkan pelayanan kesehatan di posko kesehatan,” kata Budi dalam siaran pers, Rabu (10/4/2024).

Baca Juga

 Hal itu dia sampaikan saat meninjau Posko Kesehatan di Rest Area KM 102, Selasa (9/4/2024) lalu. Dari jumlah tersebut, 14 pengunjung mendapatkan pelayanan kesehatan sampai tuntas. Sementara itu, satu orang lainnya yang mengalami gangguan saluran pencernaan dirujuk ke rumah sakit rujukan terdekat yang sudah disiagakan.

 Selain itu, kecelakaan juga menjadi salah satu indikator kesehatan yang harus diperhatikan saat arus mudik berlangsung. Dengan adanya pos kesehatan di sejumlah titik, pemerintah berharap penanganan kecelakaan dapat dilakukan lebih cepat agar menurunkan angka kasus kematian lebih banyak.

 “Menyetirnya hati-hati. Jangan sampai ngantuk! Tekanan darah juga harus dalam kondisi baik,” kata dia.

 Budi juga mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan kondisi kesehatannya. Jika merasa lelah, ia mengingatkan masyarakat segera beristirahat. Bahkan, dia menganjurkan pengemudi untuk berhenti sebentar di rest area setelah menyetir selama 4 jam agar terhindar dari kecelakaan.

 Selain melayani pemeriksaan penyakit dasar, cek tensi darah, gula, dan kolesterol, pos kesehatan rest area KM 102 juga menyiapkan kesiagaan kegawatdaruratan. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes Obrin Parulian mengatakan, pos kesehatan tersebut menyediakan tabung oksigen dan oksigen konsentrasi sebanyak 5 buah.

 “Kemudian, ada fasilitas rujukan ambulans emergency dengan kelengkapan yang memang sudah standar emergency. Jadi, ketika ada kegawatdaruratan di sini, langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat,” jelas Obrin.

 Terdapat dua rumah sakit rujukan yang telah disiagakan, yaitu RS Hamori di pintu keluar tol KM 110 dan RSUD Subang. “Jadi kalau ada kegawatdaruratan di sini menuju ke rs terdekat, bisa dilakukan stabilisasi dalam ambulans emergency,” kata Obrin.

 Di beberapa posko kesehatan, termasuk Rest Area KM 104, tersedia juga layanan kesehatan tradisional seperti jamu-jamuan dan layanan akupresur dengan tenaga profesional terlatih. Pengendara yang mengalami pegal-pegal dan kurang konsentrasi bisa mendapatkan layanan akupresur di posko-posko tertentu yang menyediakan layanan kesehatan tersebut.

 

Terpopuler