REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebentar lagi Muslim meninggalkan bulan puasa Ramadhan yang penuh berkah. Selanjutnya umat Islam menyambut hari raya Idul Fitri atau Lebaran 1445 Hijriyah/ 2024 Masehi.
Namun, tidak semua orang dapat menyambut hari raya Idul Fitri. Di antara umat Islam ada yang telah meninggal atau wafat terlebih dahulu saat bulan Ramadhan.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur menyampaikan, berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam At-Tirmidzi, ada keutamaan bagi orang yang wafat dalam keadaan beriman dan berpuasa di bulan Ramadhan.
"Ya, (ada keutamaan) bagi orang yang wafat dalam keadaan beriman dan berpuasa, berdasarkan hadits riwayat Imam Ahmad dan Imam At-Tirmidzi," kata Gus Fahrur kepada Republika, Selasa (9/4/2024).
Gus Fahrur menyampaikan sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam At-Tirmidzi.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, "Siapa saja yang meninggal di bulan Ramadhan dalam keadaan beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka ia akan terbebas dari azab kubur." (HR Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).
Akan tetapi, Gus Fahrur menjelaskan, jika seseorang tidak beriman dan bertakwa kemudian meninggal di bulan Ramadhan, maka sama saja dengan orang-orang yang meninggal di bulan-bulan lainnya.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT), jumlah pergerakan masyarakat saat musim mudik Lebaran 2024 diprediksi mencapai 193,6 juta orang atau mencapai 71,7 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Angka tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang.
Kereta api merupakan angkutan mudik lebaran paling banyak dipilih masyarakat pada tahun 2024. Yaitu sebanyak sekitar 39,32 juta orang (20,3 persen). Masyarakat yang memilih angkutan berupa bus sebanyak sekitar 37,51 juta orang (19,4 persen), mobil pribadi sekitar 35,42 juta orang (18,3 persen), dan sepeda motor sebesar sekitar 31,12 juta orang (16,07 persen).