REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Besok kita akan merayakan Idul Fitri tahun 2024. Kebiasaan saat merayakan Lebaran adalah bersilaturahmi dan bersalam-salaman.
Ternyata Islam melalui sejumlah sumber menjelaskan bagaimana adab bersalaman atau berjabat tangan.
Berjabatan tangan adalah sunnah yang dijadikan sebagai adab mulia para sahabat dan dipraktikkan oleh mereka.
Dalam hadis dijelaskan:
عَنْ قَتَادَةَ قَالَ قُلْتُ لِأَنَسٍ أَكَانَتْ الْمُصَافَحَةُ فِي أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَعَمْ
Dari Qatâdah radhiyallahu anhu ia berkata, “Saya bertanya kepada Anas (bin Mâlik) radhiyallahu anhu , ‘Apakah berjabat tangan dilakukan dikalangan para shahabat Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wasallam ?’ Beliau radhiyallahu anhu menjawab, ‘Ya. (HR. Bukhari).
Adapun adab dalam berjabatan tangan yang sering diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu:
Bersalaman dengan senyum di wajah menunjukkan kesopanan dan kehangatan antar individu. Senyuman merupakan ekspresi yang universal dari kebahagiaan dan ramah tamah, sehingga saat bersalaman dengan senyum, kita memberikan pesan bahwa kita senang bertemu dengan orang tersebut dan kita menghormati mereka.
Nabi Muhammad bersabda :
لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
Janganlah kamu meremehkan suatu kebaikan apapun sekalipun hanya menjumpai saudaramu dengan wajah yang berseri-seri. (HR. Muslim).
Imam Nawawi rahimahullah pernah mengatakan bahwa hukum menundukan punggung ketika berjabatan tangan adalah makruh. Karena Rasulullah menganjurkan untuk berjabatan tangan saja ketika bertemu dengan kerabat.
Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata :
قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ الرَّجُلُ مِنَّا يَلْقَى أَخَاهُ أَوْ صَدِيقَهُ أَيَنْحَنِي لَهُ قَالَ لَا قَالَ أَفَيَلْتَزِمُهُ وَيُقَبِّلُهُ قَالَ لَا قَالَ أَفَيَأْخُذُ بِيَدِهِ وَيُصَافِحُهُ قَالَ نَعَمْ
Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasûlullâh, salah seorang dari kami berjumpa dengan saudaranya atau temannya, apakah ia menundukkan punggung kepadanya?’ Beliau menjawab, ‘Tidak,’ Apakah ia merangkul dan menciumnya ?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Tidak,’ Apakah ia memegang tangannya kemudian ia berjabat tangan dengannya?’ Beliau menjawab, ‘Ya. (HR. Tirmidzi).