REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) mengingatkan itikaf bukan sama sekali tak keluar dari masjid semalaman. Namun, lebih kepada Muslim yang berdiam diri di masjid untuk beribadah.

"Pokoknya berdiam diri, lebih banyak menghabiskan waktu di masjid, berzikir, baca Alquran, mengkaji ajaran Islam. Tidak ada dibatasi harus begini atau begitu," kata Wakil Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abd Salam di Jakarta, Senin (8/4/2024).

Abu mengatakan, ada dua pokok ibadah yang dilakukan para Muslim selama Ramadhan yakni berpuasa pada siang hari dan bangun di malam hari untuk shalat Tarawih dan Tahajud. Dengan melakukan ibadah ini, imbuh dia, maka diharapkan dosa-dosa pada masa lalu bisa dihapuskan.

Adapun pelaksanaan itikaf di Masjid Istiqlal berlangsung pada 10 malam terakhir Ramadhan, terhitung sejak 21 Ramadhan. Dalam pelaksanaannya, ada tiga cara iktikaf yang diberlakukan yakni kegiatan yang dikelola BPMI, mandiri, dan VIP.

Abu menuturkan, para Muslim mengikuti itikaf difasilitasi BPMI mencapai 500 orang dan perlu mendaftar melalui link yang dibagikan pengelola. Sementara jamaah mandiri yang bisa datang tanpa mendaftar jumlahnya dapat mencapai dua hingga tiga kali lipat dari jumlah itu.

"Kemudian ada lagi itikaf yang VIP. Itu baru diluncurkan oleh Menteri Sandiaga Uno. Bekerja sama dengan hotel-hotel di sekitar Istiqlal. (Peserta) siang di hotel dengan rutinitasnya. Malam, ibadah di sini," kata dia.

Pemerintah dijadwalkan melaksanakan sidang isbat penentuan 1 Syawal atau Idul Fitri 1445 Hijriyah pada 29 Ramadhan atau 9 April 2024. Dengan begitu, masih ada kesempatan bagi Muslim yang ingin melaksanakan iktikaf di masjid.

"Masih ada waktu satu hari lagi (bila Idul Fitri 1445 H jatuh pada Rabu, 9/4). Adapun baca Alquran itu hanya amalan-amalan tambahan," kata Abu.