Pesan Menyentuh dari Para Sahabat Nabi SAW Jika Ramadhan Berlalu

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil

Senin 08 Apr 2024 22:02 WIB

Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh Foto: www.freepik.com Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah sahabat Nabi Muhammad SAW menyampaikan perkataan ketika berakhirnya bulan suci Ramadhan. Apa yang disampaikan mereka menunjukkan keutamaan bulan Ramadhan dan nasihat untuk setiap Muslim.

Pertama adalah perkataan yang disampaikan Ali bin Abi Thalib RA ketika Ramadhan berakhir. Dikatakan, Ali RA biasa mengucapkan ketika Ramadhan berakhir:

Baca Juga

 يا ليت شعري من هذا المقبول فنهنِّيه، ومن هذا المحروم فنعزِّيه!

"Alangkah baiknya jika aku tahu siapa saja yang diterima amalnya, sehingga aku pun mengucapkan selamat kepadanya. Dan siapa saja yang tertolak amalnya, aku turut berbela sungkawa kepadanya." (Latha'if Al Ma'arif).

Sahabat Nabi SAW yang lain, Abdullah bin Mas'ud RA juga pernah menyampaikan suatu pernyataan ketika Ramadhan berlalu. Sebagai berikut:

وعن ابن مسعود أنه كان يقول: من هذا المقبول منا فنهنِّيه، ومن هذا المحروم منا فنعزيه، أيها المقبول، هنيئًا لك! أيها المردود، جبر الله مصيبتك"

Abdullah bin Mas'ud RA biasa berkata, "Siapa pun yang amal ibadahnya diterima, maka kami akan memberinya selamat. Dan siapa pun yang amal ibadahnya ditolak, maka kami berduka. Wahai yang amal ibadahnya diterima, selamat bagimu! Wahai yang amal ibadahnya ditolak, semoga Allah mengasihi musibahmu."

Perkataan ketiga diucapkan oleh Ka'ab radhiyallahu 'anhu, sebagaimana berikut ini:

قال كعب رضي الله عنه بعد انتهاء شهر رمضان المبارك: ” مَن صامَ رمضانَ وهو يُحدِّثُ نفسَهُ أنَّه إن أفطر رمضانَأن لا يعصِي اللَّهَ، دخلَ الجنةَ بغيرِ مسألةٍ ولا حساب، ومَن صامَ رمضانَ وهو يحدِّثُ نفسَه أنَّه إذا أفطر عصَى ربَّه، فصيامُه عليه مردودٌ”.

Ka'ab bin Malik Radhiyallahu'anhu mengatakan, "Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dan berkata dalam hati bahwa jika Ramadhan berlalu tidak akan berbuat maksiat, maka tanpa minta pun dan bahkan tanpa hisab, dia menjadi ahli surga. Adapun siapa yang berpuasa di bulan Ramadan dan berkata dalam hati bahwa jika Ramadhan berakhir ia akan berbuat maksiat, maka puasanya tertolak." (Lathaif Al Ma'arif)

Dari perkataan-perkataan tersebut, dapat diketahui ihwal betapa mulianya hari demi hari yang dilewati selama Ramadhan dalam rangka memperbanyak amal shaleh. Hal itu juga menunjukkan keadaan para salafus shalih setelah Ramadan yang mengekspresikan kesedihan mereka atas berakhirnya bulan Ramadan yang mulia. Perkataan tersebut juga menggambarkan keinginan mereka untuk memperoleh rahmat dan ampunan, dibebaskan dari siksa api neraka, dan dimasukkan ke dalam surga.

Selain itu, juga tergambarkan bagaimana ciri puasa Ramadhan yang tertolak, yaitu yang tidak ada perubahan sama sekali dengan tetap melakukan perbuatan maksiat dan mendurhakai Allah SWT.

Terpopuler