MUI Serukan Umat Islam Manfaatkan Idul Fitri Sebagai Syiar Agama

Rep: Rahmat Fajar / Red: Nashih Nashrullah

Sabtu 06 Apr 2024 10:54 WIB

Sejumlah kendaraan pemudik memperlambat laju kendaraanya  saat memasuki Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Sabtu (6/4/2024) dini hari.  Volume kendaraan yang melintasi gerbang tol tersebut mengalami peningkatan seiring pemberlakuan skema lalu lintas contraflow dan one way di jalan Tol TransJawa. Foto: Republika/Prayogi Sejumlah kendaraan pemudik memperlambat laju kendaraanya saat memasuki Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Sabtu (6/4/2024) dini hari. Volume kendaraan yang melintasi gerbang tol tersebut mengalami peningkatan seiring pemberlakuan skema lalu lintas contraflow dan one way di jalan Tol TransJawa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Hari raya Idul Fitri merupakan momen yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya oleh umat Islam seluruh dunia. Setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan, mereka merayakan kemenangan dengan saling bermaaf-maafan dengan keluarga, kerabat, dan sahabat.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Iskandar mengatakan Idul Fitri 2024 harus dijadikan syiar keislaman yang penuh rahmat dan kesyukuran. 

Baca Juga

Kiai Anwar mendorong agar menghidupkan malam Idul Fitri dengan silaturahim, takbir keliling, kreativitas arak-arakan dan menggemakan takbir baik di masjid maupun musholla.

"Hendaknya pelaksanaan syiar menyambut Idul Fitri tersebut tetap menjaga norma toleransi, ketertiban sosial, dan sopan santun terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga syiar takbiran tetap terjaga makna sakral dan kesyahduannya," ujar Kiai Anwar dalam Tausiyah Idul Fitri 2024.

Menggemakan takbir pada malam Idul Fitri merupakan bagian dari mengagungkan Allah SWT. Menurut Kiai Anwar itu sesuai dengan firman Allah Surah al-Baqarah ayat 185:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

wa litukmilul-‘iddata wa litukabbirullāha ‘alā mā hadākum wa la‘allakum tasykurūn(a).

Artinya: "Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, "Pada hari raya Ied kami diperintahkan untuk keluar sampai-sampai kami mengajak para anak gadis dari kamarnya dan juga para wanita yang sedang haid. Mereka duduk di belakang barisan kaum laki-laki dan mengucapkan takbir mengikuti takbirnya kaum laki-laki, dan berdoa mengikuti doanya kaum laki-laki dengan mengharap barakah dan kesucian hari raya tersebut." (HR Al-Bukhari).

Kemudian menurut pendapat Muhammad Qasim Al-Ghazy, "Disunahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir, mukim baik yang sedang di rumah, jalan, masjid ataupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai sholat Idul Fitri."

Kiai Iskandar juga mengimbau kepada para khatib agar menyampaikan khotbah yang bermuatan penguatan keimanan dan nilai-nilai persaudaraan sesama umat Islam, manusia dan anak bangsa. Khatib juga diimbau menyampaikan khutbah yang mengajak umat rekonsiliasi pasca-Pilpres 2024.

"Umat Islam hendaknya terus menjadi yang terdepan dalam menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan bangsa di atas segala kepentingan partai dan golongan serta menghindarkan diri dari retaknya persaudaraan sesama umat Islam dan saudara sebangsa dan setanah air," tuturnya.    

Terpopuler