REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Iskandar mengatakan bulan ramadhan seharusnya melahirkan generasi bangsa Indonesia yang mengutamakan kepentingan bangsa daripada diri sendiri dan golongan. Ramadhan seharusnya menjadi spirit dan inspirasi dalam praktik bernegara yang religius,tangguh, berintegritas dan profesional.
Kiai Anwar menambahkan setiap orang seharusnya mempunyai sikap mengedepankan kerukunan dan harmoni daripada pertentangan dan permusuhan setelah ramadhan. Selain itu, bulan suci seharusnya membuat orang dapat mempunyai hidup sederhana.
"Menjauhi perilaku pamer kekayaan dan hedon," ujar Kiai Anwar dalam Tausiyah Lebaran 2024, Jumat (5/4/2024).
Kiai Anwar yang juga Wakil Rais Aam PBNU ini juga berharap umat Islam menjauhi gaya hidup penuh riba dan berlebih-lebihan. Ia pun mengimbau agar menjauhi diri dari gaya hidup yang tidak halal. Ramadhan seharusnya melahirkan sifat kedermawanan dan suka menolong orang lain, khususnya kepada kaum dhuafa.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan puasa yaitu beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membentuk pribadi yang bertakwa. Allah SWT pun telah memerintahkan agar hidup tidak berlebih-lebihan dalam Surah al-A'raf ayat 31:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ
Yā banī ādama khużū zīnatakum ‘inda kulli masjidiw wa kulū wasyrabū wa lā tusrifū, innahū lā yuḥibbul-musrifīn(a).
Artinya: "Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan."
Allah dalam firmannya juga menyinggung tentang puasa agar bertakwa. Hal tersebut sebagaimana Surah al-Baqarah ayat 183:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Yā ayyuhal-lażīna āmanū kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alal-lażīna min qablikum la‘allakum tattaqūn(a).
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."