REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengingatkan masyarakat agar mewaspadai cuaca ekstrem saat arus balik mudik. Berdasarkan informasi BMKG, cuaca ekstrem di Jabotabek akan terjadi hingga sekitar 16-18 April.
"Untuk cuaca ekstrem, menurut BMKG yang saya dapat informasi sampai dengan sekitar 16-18 April ya itu masih cuaca ekstrem Jabotabek," kata Heru di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/4/2024).
"Terkait dengan cuaca ekstrem ya ini perlu diwaspadai, perlu pintar-pintar melihat situasi dan pintar-pintar mencari waktu untuk kembali ke Jakarta," lanjut dia.
Heru pun mengimbau masyarakat agar mencari informasi baik dari BMKG dan BPBD terkait prakiraan cuaca sebelum melakukan perjalanan mudik maupun balik. Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta juga telah menyiapkan antisipasi dan penanggulangan bencana dengan baik, salah satunya mengerahkan seluruh fasilitas seperti rumah pompa.
"Semua fasilitas pra sarana DKI tentunya dikerahkan, rumah pompa semuanya aktif termasuk juga dibantu oleh dinas pemadam kebakaran ada 56 mobil portable. Semua kita siapkan dengan baik, temasuk yang di HEK kan," ujar Heru.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) siap menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) berbasis siaga atau stand by on call sebagai bentuk upaya mitigasi cuaca ekstrem, sekaligus mengamankan arus perjalanan mudik Lebaran 2024.
“Daerah manapun yang mengalami cuaca memburuk, itulah yang akan dilakukan TMC. Bila ada status tanggap darurat maka TMC pasti akan dilakukan,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam siniar bertajuk “Lebaran Aman, Mudik Ceria Penuh Makna” di Jakarta, Senin (1/4/2024).
Kebijakan itu diambil berdasarkan rapat koordinasi lintas sektoral yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Penerapan TMC stand by on call itu menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengamankan arus mudik Lebaran.
“Pemerintah mengharapkan melalui penerapan TMC kondisi cuaca dapat dikurangi. Wilayah yang prioritas misalnya Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa (Jawa Barat), Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua,” ujarnya.
Hal itu sesuai hasil analisa cuaca BMKG, yang memprakirakan selama arus mudik Lebaran sejumlah daerah berpotensi mengalami cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.