Andi Seto: Jangan Sampai Alquran Terkucil dari Kelompok Masyarakat Tertentu

Red: Joko Sadewo

Jumat 05 Apr 2024 19:12 WIB

Bupati Sinjai periode 2018-2023, Andi Seto Asapa, membuka Lomba Cerdas Cerma Pemahaman Alquran Antar Masyaraka. Foto: istimewa/doc humas Bupati Sinjai periode 2018-2023, Andi Seto Asapa, membuka Lomba Cerdas Cerma Pemahaman Alquran Antar Masyaraka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mantan bupati Sinjai periode 2018-2023, Andi Seto Asapa, mengingatkan bahwa Alquran tidak boleh terasing dari kelompok masyaraka manapun.  Kitab suci Alquran bukan hanya milik ustadz, kiai, ataupun kalangan berpendidikan saja.

Hal ini disampaikan Andi, saat membuka acara “Lomba Cerdas Cermat Pemahaman Alquran antar Masyarakat”, di Kota Makassar, Jumat (5/4). Djelaskan Andi, isi Alquran tak boleh dibiarkan hanya dipahami kalangan tertentu, seperti kiai, ustad dan mereka yang berpendidikan tinggi. 

Nilai-nilai Islam, menurutnya, juga harus masyarakat di akar rumput. Seperti sopir pete-pete, daeng Bentor, juru parkir dan tukang ojek online (ojol). Untuk itulah,  kata pria kelahiran Makassar itu, ia sengaja membuat acara cerdas cermat untuk para sopir pete-pete, ojek online (ojol), daeng Bentor dan juru parkir.  Ini diharapkan menjadi pancingan agar mereka juga rajin belajar dan memahami Alquran.

“Saya ingin memberi pesan kepada publik, bahwa Alquran sebagai kita suci umat Islam tak boleh dibiarkan terasing buat kalangan tertentu, karena seolah-olah hanya milik kiai, ustad dan kalangan berpendidikan tinggi. Padahal, mereka yang selama ini mungkin sering direndahkan, juga banyak yang paham Alquran,” katanya.

Menurut Andi Seto, jika lomba ini diikuti kalangan terpelajar seperti mahasiswa atau bahkan santri, itu adalah hal biasa. Mereka wajar mampu memahami Alquran karena pendidikannya yang tinggi. Tapi menjadi luar biasa, kalau ternyaa kalangan masyarakat bawah juga memahami Alquran secara mendalam. 

Dicontohkannya, saat lomba berlangsung, baik pada sesi pertanyaan kepada setiap kelompok, maupun pada sesi pertanyaan rebutan. Meski ada juga beberapa pertanyaan yang tak bisa mereka jawab, tapi sebagian besar pertanyaan bisa mereka jawab dengan benar.

“Tadi kan jelas, mereka yang selama ini kita anggap tak mengerti Alquran, ternyata sangat paham. Karena itu, jangan selalu menilai orang dari tampilan lahir dan latar belakang pekerjaan. Dan bukankah ajaran Islam juga mengajari hal itu,” ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang peserta lomba, Daen Iksan mengaku sangat senang bisa mengikuti lomba tersebut. “Ini pengalaman pertama saya bisa ikut lomba. Saya sangat berterimakasih kepada Pak Andi Seto Asapa yang telah mengambil inisiatif mengadakan lomba ini,” katanya. 

Terpopuler