Puasa Ramadhan Juga Ajarkan Baik Terhadap Karyawan atau Pegawai, Ini Pesan Rasulullah

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah

Senin 01 Apr 2024 09:43 WIB

Ilustrasi buka puasa. Puasa Ramadhan adalah momentum mengekang hawa nafsu Foto: Republika/Putra M. Akbar Ilustrasi buka puasa. Puasa Ramadhan adalah momentum mengekang hawa nafsu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umat Islam di seluruh dunia sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 2024, tentu banyak umat Islam yang melaksanakan puasa sambil bekerja. Bahkan tidak sedikit umat Islam yang masih bekerja menunaikan tugas saat hari raya Idul Fitri.

Dalam Kitab Fadhilah Ramadhan yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi rahmatullah alaih, disampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW berpesan kepada para majikan agar meringankan pekerjaan para pekerjanya saat bulan puasa Ramadhan.

Baca Juga

Baginda Nabi Muhammad SAW memberikan semangat agar para majikan (pimpinan atau pemilik perusahaan yang punya kuasa memerintah bawahan) hendaknya meringankan pekerjaan para pekerja mereka selama Ramadhan, karena bagaimanapun juga mereka sedang berpuasa. 

Banyaknya beban pekerjaan yang diberikan kepada mereka akan menyulitkan puasa mereka. 

Menurut Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi, jika pekerjaan terlalu banyak, mengapa tidak menambah jumlah pekerja. 

Hal tersebut hanya berlaku jika para pekerja berpuasa. Sedangkan jika para pekerja tidak berpuasa, maka tidak ada perbedaan baginya antara Ramadhan dan bulan lain. 

Merupakan suatu kezaliman dan sangat tidak punya malu, jika majikan sendiri tidak berpuasa, lalu tanpa rasa malu majikan itu membebani tugas yang berat kepada para pekerjanya yang sedang berpuasa. Bahkan jika pekerjaan menjadi terbengkalai karena puasa dan sholat, maka para majikan itu memarahi mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَذَكَرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّانْتَصَرُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوْا ۗوَسَيَعْلَمُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اَيَّ مُنْقَلَبٍ يَّنْقَلِبُوْنَ ࣖ 

Illal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa żakarullāha kaṡīraw wantaṣarū mim ba‘di mā ẓulimū, wa saya‘lamul-lażīna ẓalamū ayya munqalabiy yanqalibūn(a).

. . . . . . .  Orang-orang yang zalim kelak akan mengetahui ke mana mereka akan kembali. (QS Asy-Syu‘ara Ayat 227)

Demikian disampaikan Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rahmatullah alaih dalam Kitab Fadhilah Ramadhan yang diterjemahkan Tim Penerjemah Kitab Fadhilah Amal Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta, diterbitkan Pustaka Ramadhan.

Mengenai saran Nabi Muhammad SAW agar para majikan meringankan pekerjaan diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah bernama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah An-Naisaburi.

وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ. مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوكِهِ غغَفَرَ اللَّهُ لَهُ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ

"Bulan Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat (awwaluhu rahmah), pertengahannya ampunan (wa awsathuhu maghfirah), dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka (wa akhiruhu itqun min an-nar). Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya niscaya Allah akan mengampuni dosanya dan membebaskannya dari api neraka." (HR Ibnu Khuzaimah)

Hadits tersebut merupakan kutipan dari khutbah Nabi Muhammad SAW jelang datangnya bulan puasa Ramadhan. Mengenai "budak sahaya" dalam hadits tersebut jika diterjemahkan dalam konteks saat ini bisa diartikan sebagai pegawai, karyawan atau pembantu.  

photo
Infografis Amalan Sunnah saat Ramadhan - (Dok Republika)

Terpopuler