Hormati Ramadhan, PM Georgia Ajak Umat Islam Iftar Berjamaah

Red: Nashih Nashrullah

Sabtu 30 Mar 2024 23:15 WIB

Ilustrasi Georgia. Islam di Georgia adalah minoritas Foto: EPA Ilustrasi Georgia. Islam di Georgia adalah minoritas

REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI- Perdana Menteri (PM) Georgia Irakli Kobakhidze pada Kamis mengadakan iftar atau buka bersama di Ibu Kota Tbilisi guna merayakan bulan suci Ramadhan.

Acara tersebut dihadiri sejumlah diplomat dan politikus Muslim serta sejumlah pejabat dari Administration of All Muslims of Georgia (AMAG) - sebuah organisasi Muslim yang didukung pemerintah, menurut pernyataan Perdana Menteri Georgia.

Baca Juga

Duta Besar Turki untuk Georgia Ali Kaan Orbay termasuk di antara para tamu. Saat berbicara pada acara tersebut, Kobakhidze mengatakan bahwa Muslim yang tinggal di negara itu telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan dan kemajuan Georgia.

"Komunitas Muslim, yang merupakan bagian integral dari kami, telah memberikan kontribusi besar bagi pembangunan negara kami, dan ada sejarah yang mengakar di balik persaudaraan kami," kata dia.

Sembari menggarisbawahi bahwa pemerintah terus mendukung komunitas Muslim di Georgia, dia mengatakan: "Negara telah menyerahkan 237 masjid kepada komunitas Muslim, dan 20 lagi diperkirakan akan diserahkan."

"Meskipun negara telah meningkatkan pendanaannya untuk komunitas Muslim menjadi hampir 50 juta lira Turki (sekitar Rp24,5 miliar), dukungan ini akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi," tambah Kobakhidze.

Saat ini Muslim di Georgia hanya sebanyak 9,9 persen dari seluruh populasinya. Pada sensus 2002 mencapai 433.784 orang. Namun komunitas Muslim di Georgia memperkirakan jumlah Muslim lebih besar sekitar 800 ribu orang.

Pada Juli 2011 lalu Parlemen Georgia mengeluarkan undang-undang baru mengizinkan kelompok minoritas agama yang memiliki hubungan historis dengan Georgia untuk didaftar sebagai agama resmi. Islam termasuk empat agama yang diakui di Georgia.

Masjid yang berada di Georgia pun mendapat pengawasan dari Departemen Muslim Georgia yang didirikan sejak Mei 2011. Sejak saat itu urusan Muslim Georgia pun menjadi tanggung jawab pemerintah yang berada di Baku.

Kelompok Muslim terbesar di Georgia adalah orang Azerbaijan yang tinggal di tiga distrik di sebelah barat daya Georgia berbatasan langsung dengan Azerbaijan. Mereka berjumlah 284.761 orang. Ada juga komunitas kecil Checens dan Avars yang berada di sebeah timur dan timur laut Georgia.

Ada dua kelompok utama Muslim Georgia, yaitu Muslim Adjara Laut Hitam yang berbatasan dengan Turki. Jumlah mereka mencapai 115.261 orang dan kelompok Meskhetian sebanyak 3.000 orang yang berasal dari Soviet, pindah ke Georgia setelah diusir oleh Josef Stalin.

Saat ini Muslim Georgia dipimpin oleh Dewan Muslim Kaukasus. Kepala Dewan Muslim dipimpin oleh Syekh ul Islam Allakhshukur Pashazade. Sedangkan Muslim di Tbilisi dipimpin oleh Ali Aliyef, secara terpisah Ajara dipimpin oleh Jemal Paksadze sejak 2010.

Meskipun Georgia adalah negara Kristen, tetapi satu dari sepuluh warga Georgia adalah Muslim. Islam diketahui telah menyentuh desa-desa etnis Chechnya dan Kist di Pankisi di Georgia sebelah barat laut.

Komunitas Muslim Adjara di Georgia Barat berjumlah 115 ribu orang atau 30 persen dari populasi di wilayah ini. Tidak seperti Azeris, Chechnya atau Kists, Adjaran adalah Muslim etnis asli Georgia. Mereka tinggal di negara di mana Islam dimusuhi. Komunitas Muslim di Georgia harus sering kali membuktikan kesetiaannya kepada negara Georgia.  

Terpopuler