Puspar UGM Ingatkan Pelaku Usaha Soal Dampak Nuthuk Bagi Pariwisata DIY

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bilal Ramadhan

Sabtu 30 Mar 2024 14:49 WIB

Petugas parkir menolak parkir bus pariwisata karena penuh di tempat kawasan parkir (TKP)  Yogyakarta. Puspar UGM mengingatkan pelaku usaha soal dampak nuthuk bagi pariwisata di DIY. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Petugas parkir menolak parkir bus pariwisata karena penuh di tempat kawasan parkir (TKP) Yogyakarta. Puspar UGM mengingatkan pelaku usaha soal dampak nuthuk bagi pariwisata di DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu tujuan pemudik dalam menghabiskan waktu libur lebaran tahun 2024 ini. Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM), Destha Titi Raharjana mengingatkan para pelaku usaha pariwisata di DIY agar tidak melakukan nuthuk saat libur lebaran mendatang. 

"Aji mumpung ini dampaknya tentu negatif, saya kira dengan media sosial rekan-rekan sangat paham betapa mudahnya seseorang untuk menuliskan kekecewaan tanpa harus konfirmasi. Ini yang saya kira perlu diantisipasi agar jangan terus terjadi," kata Destha.

Baca Juga

Destha mengatakan perbuatan nuthuk yang dilakukan oknum tertentu justru berpotensi merusak citra pariwisata DIY. Menurutnya tidak mudah merebranding sebuah citra pariwisata akibat dari oknum itu.

"Teguran diberikan, punishment diberikan, ini sudah dibuktikan ada beberapa contoh warung pecel lele juga diimbau tidak berjualan dulu untuk sementara waktu karena akibat dari perilaku aji mumpung," ucapnya.

Ia juga mengimbau agar paguyuban pelaku usaha pariwisata terus menyampaikan imbauan kepada anggotanya untuk tidak memanfaatkan kedatangan wisatawan saat libur lebaran nanti. Upaya tersebut dilakukan agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali.

"Kita butuh bottom-up bagaimana para paguyuban kusir andong, becak, pedagang betul-betul diberikan kesadaran melayani dengan prima," ungkapnya. 

Selain itu, ia juga mendorong agar para pelaku usaha pariwisata tidak memiliki sikap yang instan. Para pelaku usaha diharapkan mengembangkan sikap melayani dengan tulus dan proporsional.

"jangan sampai lah layanan primanya kalah dengan aji mumpung," tuturnya.

Terpopuler