REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr Hermawan tidak menyarankan orang dengan penderita penyakit jantung yang sudah akut untuk melaksanakan ibadah puasa.
"Pasien dengan gagal jantung yang fungsi pompa jantungnya sudah sangat menurun dan dikhawatirkan kondisinya tidak stabil, tidak disarankan untuk berpuasa," katanya dalam diskusi tentang kesehatan saat berpuasa yang diikuti di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Hermawan mengungkapkan puasa pada pengidap penyakit jantung akut dikhawatirkan dapat mengakibatkan ketidakstabilan pompa jantung.
Ia menjelaskan hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti halnya dehidrasi, serta gangguan yang diakibatkan komplikasi penyakit lain seperti gula darah yang tidak terkontrol. "Jadi sebaiknya kalau merasa tidak mampu dan tidak kuat, sebaiknya pada penderita jantung tidak dipaksakan untuk berpuasa. Kalau misalnya lelah ya langsung berbuka puasa," ujar dokter yang berpraktik di RSPP itu.
Meski demikian, Hermawan menyarankan kepada penderita penyakit jantung yang termasuk ke dalam kategori ringan untuk melakukan ibadah puasa, tentunya dengan berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.
Menurutnya, puasa dapat mengembalikan keseimbangan metabolisme tubuh, karena puasa dapat melatih tubuh untuk mengendalikan waktu makan dan mencerna makanan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Untuk itu, ia mengimbau kepada para penderita penyakit jantung yang termasuk ke dalam kategori ringan untuk melakukan ibadah puasa, dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada dokter.
Sedangkan kepada yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung, Hermawan mengimbau agar menjaga hidup sehat, dengan makan makanan sehat, rutin berolahraga, dan tidak merokok.