REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah dikejutkan dengan gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,5 pada Jumat (22/3/2024), warga Pulau Bawean masih belum berani untuk tidur di dalam rumah. Mereka masih masih berada di tenda pengungsian dan melakukan khataman Alquran di bulan suci Ramadhan.
Warga Bawean, Nur Syarifuddin mengatakan, khataman Alquran tersebut dilakukan oleh warga Dusun Sumberlanas, Desa Telukjatidawang, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Senin (25/3/2024) Subuh pagi.
"Tetap mengasah spiritualitas. Khataman sebagai upaya doa di tempat pengungsian. Karna belum berani tidur di dalam rumah," ujar Syarifuddin, Senin (25/3/2024).
Di bulan Ramadhan ini, warga tetap melakukan ibadah meskipun berada di pengungsian. Selain khataman Alquran, warga Bawean juga tetap melaksanakan sholat tarawih. Warga Desa Gunung Teguh menggelar sholat sunnah ini di luar rumah lantaran masih takut terjadi gempa susulan.
"Kemarin warga juga masih melaksanakan jamaah Isya dan Tarawih di luar rumah, seperti di Button Gunung Gelagas, Desa Gunung Teguh," kata warga Bawean lainnya, Gus Nanang kepada Republika.co.id.
Seperti diketahui, rentetan gempa Bawean mengakibatkan ribuan rumah dan puluhan masjid mengalami kerusakan. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencan (BNPB) Letjen TNI Suharyanto telah meninjau langsung ke Pulau Bawean pada Ahad (24/3/2024).
Pulau Bawean merupakan salah satu wilayah terdampak gempa dari beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur, pascaguncangan pertama kali pada Jumat (22/3/2024) lalu.
Kehadiran Suharyanto ke lokasi ini merupakan perintah langsung dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) untuk menyampaikan rasa simpati dan memastikan bahwa kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi dengan baik.
“Beliau (Jokowi) menyampaikan simpati dan belasungkawa atas kejadian gempa yang menimpa beberapa daerah Jawa Timur termasuk di Pulau Bawean ini,” ucap Suharyanto.
Saat berkunjung ke Bawean, Suharyanto juga memberikan bantuan secara simbolis kepada para warga yang terdampak gempa, yaitu berupa kebutuhan dasar dan akan terus dikirimkan lagi jika masih dibutuhkan.
“Kami datang membawa bantuan macam-macam, ada makanan, tempat tidur, tenda, selimut, genset, pakaian wanita, pampers, dan alat pembersih nanti disiapkan semua,” kata Suharyanto.
“Jangan khawatir, semuanya akan dapat bantuan, karena Pulau Bawean ini jauh, bukan barangnya yang tidak ada, tapi karena angkutannya,” ujarnya.
Para warga dipersilakan mengungsi dengan tenda tenda yang telah disiapkan. “Boleh saja satu dua hari ini tinggal di pengungsian, tenda-tenda darurat akan diganti yang lebih bagus,” jelas Suharyanto.
Selain bantuan tersebut, BNPB juga akan memberikan bantuan dana perbaikan rumah yang alami kerusakan akibat gempa ini.
“Pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten semua bersatu padu. Pemerintah pusat nanti untuk yang rusak berat rumahnya ambruk akan dapat penggantian Rp 60 juta, rusak sedang juga dapat bantuan Tp 30 juta, rusak ringan juga dapaat bantuan Rp 15 juta,” jelas Suharyanto.
“Yang masih punya tabungan daripada nunggu, diperbaiki sendiri boleh, nanti bisa direimburse pemerintah, hak penggantianya tidak akan hilang,” kata dia.