Dinkes Periksa Sampel Muntahan Korban Diduga Keracunan Takjil Ciparay

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ani Nursalikah

Ahad 24 Mar 2024 13:23 WIB

Ilustrasi keracunan Foto: Pixabay Ilustrasi keracunan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung telah mengambil sampel muntahan dari korban yang diduga keracunan takjil di RW 16 dan RW 20, Desa Manggungharja, Kecamatan Ciparay. Sebanyak 23 orang warga diduga keracunan takjil pada saat berbuka Jumat (22/3/2024).

Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Yuli Irnawaty mengatakan sebagian besar pasien yang diduga mengalami keracunan takjil menjalani rawat jalan. Sebagian pasien yang diobservasi telah pulang ke rumah masing-masing.

Baca Juga

"Terkait kasus keracunan makanan daerah Ciparay yang terjadi kemarin hingga saat ini sebagian besar pasen berobat jalan dan yang duobservasi di IGD Puskesmas Ciparay sebagian besar sudah bisa pulang," ucap dia, Ahad (24/3/2024).

Ia menuturkan telah melakukan pengambilan sampel muntahan dari para korban. Sampel pun telah diperiksa ke laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan.

"Dinkes telah melakukan pengambilan sampel muntahan dan sedang diperiksa di lab," kata dia.

Ia menambahkan Dinkes terus terus melakukan koordinasi dengan lintas sektoral serta melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Para pasien mengalami gejala diare, demam, dan mual.

Sebanyak 23 orang dari RW 16 dan RW 20 Desa Manggungharja, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung diduga mengalami keracunan akibat mengonsumsi takjil. Mereka sejak Sabtu (23/3/2024) berdatangan ke puskesmas Ciparay mengeluhkan sakit panas, mencret, mual, dan pusing.

Kepala Puskesmas Ciparay DTP Dadan Permana mengatakan 23 orang warga yang diduga mengalami keracunan takjil datang ke puskesmas sejak Sabtu (23/3/2024) sore hingga Ahad (24/3/2024) dini hari. Mereka mengeluhkan sakit panas, mencret, sakit kepala dan mual.

"Terdata di puskesmas dan ada yang ada di klinik total 23 kasus yang tercatat," ucap dia saat dihubungi wartawan, Ahad (24/3/2024).

Terpopuler