Pawai Takbiran Mataram Dibuat Lebih Semarak, Disiapkan Sebagai Wisata Religi

Red: Qommarria Rostanti

Jumat 22 Mar 2024 14:49 WIB

Pawai takbir di Kota Mataram, NTB (ilustrasi). Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyiapkan konsep kegiatan pawai takbiran sebagai wisata religi. Foto: Antara/Budi Afandi Pawai takbir di Kota Mataram, NTB (ilustrasi). Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyiapkan konsep kegiatan pawai takbiran sebagai wisata religi.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyiapkan konsep kegiatan pawai takbiran menyambut 1 Syawal 1445 Hijriah. Kegiatan tersebut sebagai salah satu ajang promosi wisata religi di daerah ini.

"Karena itu, kegiatan pawai takbiran tahun ini kita kemas lebih semarak dan ramai," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Jumat (22/3/2024).

Baca Juga

Hal tersebut disampaikan Cahya usai mengikuti rapat persiapan pawai takbiran menyambut 1 Syawal 1445 Hijriah tingkat Kota Mataram sebagai bagian kalender pariwisata di kota ini. Dia menyebut, agar lebih semarak pawai takbiran menyambut 1 Syawal 1445 Hijriah di Kota Mataram akan digelar di enam kecamatan. Tidak lagi fokus di satu tempat sehingga pelaksanaan lebih maksimal, merata, dan lebih semarak.

Pertimbangan pelaksanaan pawai takbiran di enam kecamatan salah satunya dimaksudkan sebagai efisiensi waktu, keamanan, kenyamanan, sekaligus memecah keramaian. Pagelaran religi berupa pawai takbiran bisa menjadi ajang hiburan masyarakat sehingga menyedot orang banyak untuk menonton.

"Termasuk wisatawan atau warga kota yang mudik lebaran ke daerah ini," katanya.

Terkait dengan itu, guna menjamin keamanan dan kenyamanan pelaksanaan pawai takbiran dan para penonton, pihaknya melibatkan jajaran Polresta Kota Mataram, Dinas Perhubungan, dan pihak terkait lainnya untuk melakukan pengawasan pada enam kecamatan yang menjadi lokasi kegiatan pawai takbiran. Cahya juga mengimbau kepada peserta agar tetap menjaga kondusifitas, kebersamaan, dan tidak membawa petasan, mercon, atau kembang api.

Jangan sampai terjadi perang kembang api antar kafilah. Sebaliknya, peserta harus saling menghormati, sopan, dan bermartabat sehingga pawai takbiran dan Idul Fitri berjalan lancar.

"Jadi larangan membawa mercon, kembang api dan jenis lain, akan kita menjadi bagian aturan yang harus dipatuhi kafilah," katanya. Diketahui, kegiatan pawai takbiran menyambut 1 Syawal 1444 Hijriah diikuti oleh 177 kafilah tersebar di enam kecamatan se-Kota Mataram.