REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Hukama Muslimin (MHM) mengirimkan dai ke sejumlah negara seperti Indonesia, Malaysia, Kazakhstan, Jerman, dan Italia selama Ramadhan 1445 Hijriyah untuk mensyiarkan nilai-nilai toleransi.
"Tujuan dari misi keagamaan ini adalah untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan atau koeksistensi secara damai, serta mencapai integrasi positif sambil menjaga identitas Islam," ujar Sekretaris Jenderal MHM Konselor Mohamed Abdelsalam dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Abdelsalam mengatakan di negara-negara tersebut, para dai/penceramah mengambil peran memimpin shalat, membacakan Alquran, dan menyampaikan ceramah keagamaan kepada jamaah.
Upaya ini, kata dia, dirancang untuk memperkuat hubungan antarumat Islam di seluruh dunia, meningkatkan kesadaran beragama, mendorong integrasi positif ke dalam komunitas, dan melindungi dari ideologi ekstremis.
"Langkah ini diharapkan dapat melindungi mereka dari cengkeraman kelompok kekerasan dan teroris," ujarnya.
Majelis Hukama Muslimin di bawah kepemimpinan Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Ahmed Al-Tayeb, berupaya menghubungkan umat Islam dengan dasar-dasar agama dan keyakinan masing-masing kelompok.
Hal ini bertujuan meningkatkan pemahaman yang benar tentang Islam dan meningkatkan kesadaran mereka mengenai metode etis untuk menghadapi tantangan yang dihadapi masyarakat Muslim di seluruh dunia, terutama di tengah meningkatnya fenomena Islamofobia.
"Program ini juga bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dan tradisi agama Islam, dan bagaimana menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Agama bekerja sama dengan Majelis Hukama Muslimin dalam program Syiar Ramadhan dan Persaudaraan Manusia dengan mendatangkan dai dan qari dari Al Azhar Asy-Syarif, Mesir.
Ada enam penceramah dan ahli Alquran dan Hadist yang didatangkan dari negeri piramida itu, yaitu Syeikh Shalahuddin el-Syami, Syeikh Mahmud Abdul Malik Ahmad Hasan, Syeikh Sya`ban Abdul Fattah Uweis Muhammad.
Kemudian, Syeikh Ahmad Muhammad Hasan, Syeikh Muhammad Sayyid Sulaiman Abdul Qadir, dan Syeikh Syarif Abdul Waris Mahmud Ali.
Selama Ramadhan 1445 Hijriyah, mereka akan bertugas di Provinsi Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap Syiar Ramadhan ini berjalan lancar dan mampu membuat umat Muslim Indonesia makin mendalami ilmu agama dan memiliki pemahaman keagamaan yang semakin terbuka.
"Ini program penting. Semoga bisa dilanjutkan tahun mendatang," kata Yaqut.