Puncak Arus Mudik Lebaran 2024 Diprediksi Terjadi 3 Kali

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Qommarria Rostanti

Ahad 17 Mar 2024 14:11 WIB

Dereta kendaraan pemudik mengalami kemacetan di jalan (ilustrasi). Puncak arus mudik pada Lebaran 2024 diprediksi terjadi tiga kali. Foto: Republika/Thoudy Badai Dereta kendaraan pemudik mengalami kemacetan di jalan (ilustrasi). Puncak arus mudik pada Lebaran 2024 diprediksi terjadi tiga kali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puncak arus mudik pada Lebaran 2024 diprediksi terjadi tiga kali. Pertama, pada H-4  Sabtu (6/4/2024) dengan jumlah pemudik 23,2 juta orang. Kedua, H-3 Ahad (7/4/2024) dengan 23,1 juta orang, dan puncak arus mudik ketiga terjadi H-2, Senin (8/4/2024) dengan 26,6 juta orang.

"Untuk proyeksi arus balik diprediksi terjadi pada H+3, Ahad (14/4/2024) dengan 40,99 juta orang. Selain itu, masyarakat diyakini baru akan melakukan perjalanan arus balik H+7 lebaran," ujar Kepala Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Robby Kurniawan dalam konferensi pers yang diikuti secara daring, Ahad (17/3/2024).

Baca Juga

Dia menyebut, jumlah pemudik pada Idul Fitri 1445 atau 2024 dapat dipastikan akan jauh lebih besar dibanding tahun lalu. Menurut dia, itu terjadi karena sekarang sudah tidak ada lagi pembatasan-pembatasan seperti ketika masa pandemi.

Jumlah pemudik pada Idul Fitri 1445 diprediksi mencapai 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Angka ini naik jika dibandingkan dengan jumlah pemudik tahun 2022 yaitu 85,5 juta orang, dan 123 juta orang untuk pemudik tahun 2023. 

Sejumlah antisipasi yang dilakukan adalah memetakan waktu puncak arus mudik dan balik. Dia mengatakan, dari hasil survei terhadap 48 ribu responden terkait masa angkutan mudik lebaran 2024, 52 persen menyatakan mudik dalam rangka Idul Fitri, 35,2 persen menyatakan mereka bepergian untuk mengunjungi silaturahmi kepada keluarga, dan 10,6 memanfaatkan libur lebaran untuk berwisata. Selain itu, berdasarkan profiling dari para responden yang akan melakukan perjalanan mudik yaitu pekerja swasta dengan pendapatan sekitar Rp3-Rp5 juta.

"Yang paling banyak adalah karyawan swasta dengan ruang penghasilan antara Rp 3 juta hingga Rp 5 juta dan pendidikan SMA," kata Robby.