Keutamaan Sholat Witir

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil

Senin 11 Mar 2024 17:53 WIB

Sholat. Ilustrasi Foto: Canva Sholat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sholat witir adalah sholat yang dilakukan pada malam hari yang biasanya dilakukan setelah sholat tarawih. Sholat witir merupakan shalat sunnah yang dilakukan mulai waktu Isya hingga waktu shalat subuh. Bagi umat muslim yang menjalankan ibadah shalat witir dengan kukuh akan mendapatkan pahala tingkat tinggi.

“Dalam madzhab kita, witir adalah sunnah yang sangat dikukuhkan tingkat tinggi. Jadi, ada pahala – pahala shalat tingkat tinggi. Di bulan Ramadhan, shalat tertinggi adalah shalat fardhu, ranking kedua adalah shalat sunnah yang dikukuhkan seperti Ba’diah Isya dan shalat witir,” kata Buya Yahya, dikutip dari akun Youtube, Al Bahjah TV, Senin (11/03/2024).

Baca Juga

Buya Yahya menjelaskan, bahwa yang perlu dipahami adalah pahala Ba’diah Isya paling besar dibandingkan dengan shalat tarawih. Begitu juga dengan shalat witir memiliki tingkatan yang sama dengan shalat dhuha, ba’diah, dan qabliah. Maka dianjurkan untuk setiap umat muslim untuk tidak meninggalkan ketiganya pada saat bulan Ramadhan.

Seperti yang dijelaskan pada Hadits Riwayat Bukhari berikut,

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( صَلاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Shalat malam itu dua rakaat salam, dua rakaat salam. Maka apabila engkau takut masuk waktu subuh, hendaklah melakukan witir satu rakaat.”

Orang yang melakukan shalat malam dan memiliki sedikit waktu untuk tidur merupakan ciri – ciri orang yang bertaqwa. Seperti yang dijelaskan pada surat Adz Dzariyat ayat 17-18,

كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

Artinya : “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.”

Menurut tafsir tahlili kemenag, ayat ini menerangkan sifat – sifat orang yang taqwa. Mereka dalam melakukan ibadah malamnya merasa tenang dan penuh dengan kerinduan, dan dalam munajatnya kepada Allah sengaja memilih waktu yang sunyi dari gangguan makhluk lain seperti dua orang pengantin baru dalam menumpahkan isi hati kepada kesayangannya, tentu memilih tempat dan waktu yang nyaman dan aman, bebas dari gangguan siapa pun.

Di akhir-akhir malam (pada waktu sahur) mereka memohon ampun kepada Allah. Sengaja dipilihnya waktu sahur itu oleh karena kebanyakan orang sedang tidur nyenyak, keadaan sunyi dari segala kesibukan sehingga mudah menjalin hubungan dengan tuhannya.