Permintaan Daun Pisang di Lebak Naik Jelang Ramadhan

Red: Fuji Pratiwi

Senin 11 Mar 2024 17:30 WIB

Pekerja memotong daun pisang untuk membuat lamang tapai di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Selasa (28/3/2023). Foto: Republika/Thoudy Badai Pekerja memotong daun pisang untuk membuat lamang tapai di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Selasa (28/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Permintaan daun pisang di Kabupaten Lebak, Banten, menjelang Ramadhan 2024 meningkat dan menguntungkan pedagang di daerah ini.

"Permintaan daun pisang naik sejak sepekan ini hingga mencapai dua ton dari sebelumnya satu ton," kata Hari (55 tahun) seorang pedagang pasar subuh Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Senin (11/3/2024).

Baca Juga

Meningkatnya permintaan daun pisang tersebut dipastikan omzet pendapatan naik dua kali lipat dari semula Rp 1,5 juta menjadi Rp 3 juta. Ia menjual daun pisang itu Rp 150 per daun dan bisa terjual 2 ton dari sebelumnya 1 ton, karena permintaan menjelang Ramadhan meningkat tajam.

Biasanya, kata dia, tingginya permintaan daun pisang menjelang Ramadhan itu untuk digunakan bungkus aneka makanan.

Selain itu juga masyarakat pada malam Ramadhan pertama menggelar tahlilan. Nantinya peserta tahlilan mendapat pembagian berkat yang dibungkus daun pisang dan dalamnya terdapat nasi dan lauk pauk.

Kebanyakan daun pisang itu jenis pisang kelutuk, karena kualitasnya cukup bagus dibanding daun pisang lainnya. "Kami mendapatkan daun pisang dari petani yang mengembangkan tanaman pisang kelutuk," kata Hari.

Rohman (45 tahun) pedagang daun pisang warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku sudah biasa menjelang Ramadhan, permintaan daun pisang meningkat. Sebab, masyarakat masih membutuhkan daun pisang kelutuk guna dijadikan pembungkus aneka makanan.

Kelebihan daun pisang kelutuk atau pisang batu dan bisa bertahan lama juga tidak mudah pecah. Selain itu juga daunnya lentur sehingga bisa untuk pembungkus makanan.

"Kami setiap hari berjualan daun pisang kelutuk itu pelanggannya perajin tempe. Namun menjelang Ramadhan kebanyakan perajin aneka makanan juga masyarakat (mencari daun pisang)," kata Rohman menjelaskan.

Ia mengatakan, ia bisa menghabiskan daun pisang sebanyak 2 ton menjelang Ramadhan, padahal pada hari normal bisa mencapai 1 ton. Bahkan, pembeli daun pisang juga terdapat dari luar, sehingga kewalahan melayani permintaan pasar itu.

"Kami sudah belasan tahun berjualan daun pisang dan bisa membantu ekonomi keluarga," kata dia.

Sementara itu, Yadi (60 tahun) seorang petani warga Kalanganyar Kabupaten Lebak mengatakan ia kini merasa kewalahan banyak permintaan daun pisang kelutuk. Kebanyakan para pedagang daun untuk memasok ke pasar Rangkasbitung hingga ke Jakarta.

"Kami tanam pisang kelutuk seluas satu hektare dan menjelang Ramadhan bisa menghasilkan Rp 2 juta, padahal hari biasa Rp 500 ribu," kata Yadi.

 

Terpopuler