Mengapa Puasa Harus Disertai Niat? Begini Penjelasannya

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul

Senin 11 Mar 2024 14:26 WIB

Pentingnya niat dalam setiap menjalankan ibadah termasuk saat berpuasa. Foto: Republika/Thoudy Badai Pentingnya niat dalam setiap menjalankan ibadah termasuk saat berpuasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari menjelang puasa ramadhan, Muslim saling menyiapkan diri untuk menjumpai bulan suci Ramadhan dengan penuh semangat. Salah satu hal yang penting sebelum memulai puasa Ramadhan adalah melakukan niat dengan sungguh-sungguh.

Niat adalah ekspresi dari kesungguhan hati dalam menjalankan ibadah. Dengan melakukan niat sebelum puasa, seseorang secara sadar menyatakan komitmennya untuk menjalankan puasa dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.

Baca Juga

Selain itu, niat juga merupakan bagian integral dari ibadah puasa. Tanpa niat yang jelas dan sungguh-sungguh, puasa seseorang mungkin tidak akan diterima oleh Allah.

Oleh karena itu, wajib bagi setiap umat Muslim menunaikan ibadah puasa sebagaimana firman Allah ta'ala yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183). 

Begitupun dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; (2) menunaikan sholat; (3) menunaikan zakat; (4) menunaikan haji ke Baitullah; dan (5) berpuasa Ramadhan. (HR al-Bukhari dan Muslim).

Hukum melakukan niat puasa Ramadhan itu wajib. Jika seseorang akan melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, maka wajib melakukan niat terlebih dahulu. 

Menurut madzhab Imam Syafi'i, niat puasa Ramadhan dilakukan setiap malam selama bulan puasa. 

Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam karyanya, Hasyiyah Al Iqna', menjelaskan sebagai berikut:

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر

Disyaratkan berniat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW, 'Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.' Karenanya, harus niat puasa di setiap hari (bulan Ramadhan) jika melihat redaksi zahir hadits. (Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyah Al Iqna', juz 2).

Sedangkan menurut Imam Maliki, niat puasa bisa dilakukan hanya satu kali pada malam pertama puasa. Sehingga bisa digunakan untuk puasa berikutnya. 

Sebab menurut pendapat Imam Maliki, puasa ramadhan merupakan satu kesatuan ibadah. Sehingga pendapat Imam Maliki bisa menjadi antisipasi seseorang ketika lupa berniat puasa.