Kemenag Babel Harap Umat Hormati Perbedaan Awal Ramadhan

Red: Muhammad Hafil

Senin 11 Mar 2024 05:47 WIB

Umat muslim mengamati posisi hilal awal Ramadhan 1445 Hijriah di Masjid Al-Musyariin, Jalan Basmol Raya, Jakarta Barat, Ahad (10/3/2024). Tim Lembaga Falakiyah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol DKI Jakarta menentukan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 setelah melihat hilal 1,7 derajat atau tidak memenuhi syarat imkanur rukyat yakni posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat. Kementerian Agama menggelar pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 Hijriah di 134 lokasi di Indonesia dan 4 lokasi di DKI Jakarta. Foto: Republika/Thoudy Badai Umat muslim mengamati posisi hilal awal Ramadhan 1445 Hijriah di Masjid Al-Musyariin, Jalan Basmol Raya, Jakarta Barat, Ahad (10/3/2024). Tim Lembaga Falakiyah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol DKI Jakarta menentukan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 setelah melihat hilal 1,7 derajat atau tidak memenuhi syarat imkanur rukyat yakni posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat. Kementerian Agama menggelar pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 Hijriah di 134 lokasi di Indonesia dan 4 lokasi di DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengajak umat Islam di daerah itu untuk saling menghormati soal perbedaan awal Ramadhan 1445 Hijriah.

"Kami mengimbau umat Islam untuk saling menghormati terkait perbedaan awal Ramadhan 1445 Hijriah," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Belitung, Masdar Nawawi, di Tanjung Pandan, Ahad.

Baca Juga

Menurut dia, "ikhtilaf" ataupun perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan 1445 Hijriah merupakan hal yang wajar-wajar saja sehingga diharapkan umat Islam dapat saling menghargai dan menghormati perbedaan tersebut.

"Ada organisasi Islam yang besok sudah melaksanakan ibadah puasa karena itu adalah pendapatnya dan punya dasar terkait dengan metode hisab (penghitungan), maka tidak ada masalah," ujarnya.

Untuk itu, bagi umat Islam yang pada Senin (11/3/2024) belum berpuasa diharapkan dapat menghormati yang sudah berpuasa.

"Jadi intinya adalah mari kita saling menghormati akan perbedaan ini," katanya.

Menurut Masdar, dalam menentukan awal Ramadhan ada dua metode yang digunakan yakni hisab (penghitungan) dan rukyatul hilal (pengamatan anak bulan).

"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama RI menggunakan kedua-duanya. Apabila pada saat rukyat dan hilal tidak terlihat karena sesuatu maka sesuai hadis Nabi Muhammad SAW bulan Syakban digenapkan menjadi 30 hari," ujarnya.