Tanggapi Wacana Peniadaan Sidang Isbat, Ini Repons PBNU

Red: Nashih Nashrullah

Sabtu 09 Mar 2024 22:22 WIB

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, menyatakan PBNU akan tetap mendukung sidang isbat  Foto: Republika/Prayogi Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, menyatakan PBNU akan tetap mendukung sidang isbat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sidang isbat sudah menjadi ketentuan yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah. Karena itu, PBNU tidak setuju jika sidang isbat itu ditiadakan atau dihapus.

Wacana penghapusan sidang isbat ini disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti beberapa waktu lalu. Menurut dia, penghapusan sidang isbat itu akan menghemat anggaran negara.

Baca Juga

Menurut Gus Yahya, sidang isbat itu telah menjadi aturan, maka jika ada usul peniadaan, proses penghapusannya perlu proses panjang.

“(Penghapusan) sidang isbat itu tidak bisa tiba-tiba. Misalnya Menteri Agama tiba-tiba bilang tahun ini nggak ada sidang isbat, tentu kami akan protes juga karena ini sudah jadi aturan,” kata dia dalam keterangan persnya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2024).

Sidang isbat, kata Gus Yahya, diselenggarakan untuk menjaga harmoni masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri. 

“Sidang isbat ini diselenggarakan untuk tujuan agar harmoni masyarakat tetap terpelihara dalam Ramadhan dan Idul Fitri. Setahu saya bahkan dulu yang mengusulkan sidang isbat itu Muhammadiyah,” ujar Gus Yahya. 

Intinya, kata Gus Yahya, PBNU akan tetap mengikuti prosedur dan hasil sidang isbat yang ditetapkan oleh pemerintah. 

“Kami tetap saja berpegang pada pandangan bahwa awal Ramadhan dan idulfiti itu ditentukan berdasarkan hasil rukyat hilal,” ujar dia.

Karena ada aturan bahwa pemerintah melakukan sidang isbat, maka NU menyandarkan diri kepada hasil sidang isbat yang diadakan pemerintah.

Baca juga: Bawah Masjid Al Aqsa Penuh Terowongan, Mitos Kuil Sulaiman dan Sapi Merah yang tak Muncul

“Para kiai NU bahkan mengatakan tidak boleh mengumumkan pandangan yang berbeda dari pemerintah kalau sudah ada penetapan isbat dari pemerintah,” kata dia.  

Dalam kesempatan ini Gus Yahya meminta agar masyarakat meningkatkan spiritualitas dan menghindari ceramah yang memuat provokasi selama bulan Ramadhan."Mari kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan ikhtiar rohani kita," kata dia.

Sebelumnya, Majelis Tarjih Pengurus Pusat Muhammadiyah sudah mengumumkan awal puasa Ramadhan pada 11 Maret 2024, sedangkan pemerintah baru akan menggelar sidang isbat awal Ramadhan 1445 H pada 10 Maret 2024.

"Sidang akan memutuskan apakah puasa Ramadhan tahun ini akan dimulai pada 11 atau 12 Maret," kata Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie.

 

photo
Persiapan Menyambut Ramadhan (ilustrasi). - (Dok Republika)
photo
Persiapan Menyambut Ramadhan (ilustrasi). - (Dok Republika)