REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan kebahagiaan dan kebersamaan. Kesempatan untuk berbuat baik kepada sesama muslim maupun non-muslim. Seperti yang terjadi di negara Jerman, khususnya di kota Frankfurt yang pertama kali ikut merayakan bulan Ramadhan.
Kota Frankfurt di Jerman merayakan bulan suci Ramadhan dengan menerangi jalan raya utama dengan lampu bulan sabit, bintang, dan lentera. Muslim setempat menyambut baik langkah tersebut dengan bertujuan untuk menyampaikan pesan perdamaian dan kebersamaan selama bulan suci Ramadhan.
“Ramadhan adalah waktu di mana orang merenungkan apa yang benar-benar penting dalam hidup: memiliki sesuatu untuk dimakan, tempat tinggal, dan kedamaian serta kenyamanan bersama keluarga, teman, dan tetangga,” kata Hilime Arslaner, Ketua Dewan Kota Frankfurt, dikutip dari DW, Kamis (7/3/2024).
Sepanjang bulan suci Ramadhan, di kawasan pejalan kaki dengan sebutan Fressgrass atau biasa disebut dengan gang makanan akan menampilkan papan tulisan besar yang bertuliskan “Selamat Ramadhan!” karena terdapat banyak kafe dan restoran yang berjualan di kawasan tersebut.
Meskipun penerangan jalan umum telah lama menjadi bagian dari perayaan keagamaan umat Kristiani, terutama saat Natal, umat Islam di negara-negara Barat juga mulai menghiasi rumah dan bangunan selama bulan Ramadhan. Oleh karena itu, rencana Ramadhan Frankfurt meminjam unsur-unsur tradisi Islam dan Kristen.
Walikota Frankfurt juga mengapresiasi kegiatan tersebut dan dianggap sangat penting selama masa perang dan krisis. Ia menganggap bahwa kegiatan tersebut merupakan simbol kebersamaan untuk melawan prasangka, diskriminasi, dan rasisme anti-Muslim.
Dengan populasi hampir 800 ribu jiwa, Frankfurt merupakan kota terbesar kelima di Jerman dan pusat sektor keuangan negara. Kota Frankfurt juga merupakan salah satu kota multikultural yang paling membanggakan di Jerman, dengan populasi Muslim sekitar 15 persen atau sekitar 100 ribu hingga 150 ribu populasi.