Penetapan Awal Ramadhan dan Idul Fitri Diprediksi akan Kerap Berbeda

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil

Selasa 05 Mar 2024 16:41 WIB

Petugas melakukan pemantauan hilal (rukyatul hilal) menggunakan teleskop dan teropong di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba, Jalan Hariangbanga, Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/3/2023). Hasil pemantauan hilal 1 Ramadhan 1444 H di kawasan tersebut tidak tampak karena terhalang cuaca yang mendung. Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Petugas melakukan pemantauan hilal (rukyatul hilal) menggunakan teleskop dan teropong di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba, Jalan Hariangbanga, Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/3/2023). Hasil pemantauan hilal 1 Ramadhan 1444 H di kawasan tersebut tidak tampak karena terhalang cuaca yang mendung.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Umat Islam Indonesia sebentar lagi akan memasuki bulan puasa Ramadhan 2024 atau 1445 Hijriyah. Di akhir Ramadhan, Muslim akan merayakan Idul Fitri atau lebaran.

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menginformasikan kepada masyarakat Muslim Indonesia bahwa mungkin akan terjadi perbedaan penetapan awal Ramadhan di kalangan umat Islam. Sumber terjadinya perbedaan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha karena beda kriteria saat posisi bulan rendah. Bukan karena beda metode hisab dan rukyat.

Baca Juga

"Untuk saat ini, itu sulit dipertemukan. Jadi perbedaan (awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha) akan terus ada, mungkin makin sering terjadi," kata Prof Thomas kepada Republika, Selasa (5/3/2024).

Jika penetapan awal Ramadhan terjadi perbedaan di antara umat Islam Indonesia, Prof Thomas menyampaikan pesan-pesan untuk masyarakat Muslim.

Mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) periode 2014 - 2021 ini menyampaikan, ibadah itu didasarkan pada keyakinan. Ketika terjadi perbedaan penentuan awal Ramadhan atau hari raya Idul Fitri, ikutilah yang paling meyakinkan. 

"Jika tetap ragu, ikuti keputusan pemerintah yang sudah mempertimbangkan pendapat ulama dan pakar terkait," ujar Prof Thomas.

Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan hasil hisab penentuan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah 1445 Hijriyah di Kantor PP Muhammadiyah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Sabtu (20/1/2024). 

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengatakan bahwa awal puasa Ramadhan jatuh pada tanggal 11 Maret 2024. 

"Hari ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan maklumat resmi bahwa Pimpinan Pusat berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan bahwa awal puasa Ramadhan atau 1 Ramadhan tahun ini dimulai pada dan bersamaan dengan 11 Maret 2024," kata Prof Haedar, Sabtu (20/1/2024). 

Prof Haedar juga mengumumkan bahwa Idul Fitri 1445 Hijriyah jatuh pada 10 April 2024. Sementara itu PP Muhammadiyah juga mengumumkan 1 Dzulhijjah 1445 Hijriyah jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024. Hari Arafah (9 Dzulhijjah) pada Ahad, 16 Juni 2024. Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024. 

"Pimpinan Pusat Muhammadiyah menghargai jika ada perbedaan-perbedaan karena perbedaan metode," ujar Prof Haedar.

Prof Haedar mengatakan bahwa perbedaan hal yang biasa terjadi dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri. Namun ia menekankan pentingnya sikap toleransi dan saling menghargai antar umat. 

"Yang paling penting adalah toleransi saling menghargai dan tidak kalah pentingnya memaknai ibadah untuk membangun kesalehan diri umat Islam baik pribadi maupun kolektif bangsa Indonesia agar hidup kita lebih baik, lebih menjalani kehidupan kehidupan yang lahir dari pancaran agama yang mencerahkan, mencerdaskan bahkan memajukan kehidupan," jelas Prof Haedar.

 

Terpopuler