Pemkab Garut Targetkan Harga Beras Kembali Normal Sebelum Ramadhan

Red: Qommarria Rostanti

Kamis 29 Feb 2024 20:31 WIB

Pembeli membandingkan kualitas beras (ilustrasi). Pemkab Garut, Jawa Barat, menargetkan harga beras medium di pasaran bisa kembali normal di angka Rp 13 ribu per kilogram sebelum Ramadhan. Foto: Republika/Thoudy Badai Pembeli membandingkan kualitas beras (ilustrasi). Pemkab Garut, Jawa Barat, menargetkan harga beras medium di pasaran bisa kembali normal di angka Rp 13 ribu per kilogram sebelum Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, menargetkan harga beras medium di pasaran bisa kembali normal di angka Rp 13 ribu per kilogram sebelum Ramadhan. Untuk mencapai itu, pemkab setempat melakukan operasi pasar murah dan mencegah penimbunan sehingga bisa menurunkan harga di pasaran.

"Idealnya di Rp 13 ribu untuk yang medium. Upayanya, pertama terus melakukan pengawasan agar tidak terjadi penimbunan, kemudian melakukan operasi pasar murah secara berkelanjutan dalam beberapa waktu ke depan," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Ridwan Effendi saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Kamis (29/2/2024).

Baca Juga

Dia mengatakan, harga beras medium di pasaran saat ini sejak sepekan lalu masih bertahan di angka Rp 15.600 per kilogram, dan beras premium Rp 16.800 per kilogram berdasarkan hasil pantauan di pasaran. Pemkab Garut, kata dia, bersama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah melakukan operasi pasar murah dengan menyiapkan 4 ton beras dengan harga jual kepada masyarakat Rp 54 ribu per 5 kilogram atau satu karung.

"Harapannya bisa turun dengan adanya operasi pasar murah," katanya.

Ia menyampaikan operasi pasar murah untuk komoditas beras selanjutnya akan digelar di sejumlah daerah, terutama di daerah dengan angka kemiskinannya tinggi di wilayah Garut bagian selatan maupun utara. Dia berharap Bulog bisa menyiapkan 10 ton beras dalam setiap operasi pasar murah agar bisa menjangkau lebih luas dan banyak masyarakat penerima manfaat bisa mendapatkan beras medium dengan harga murah.

"Keinginan 10 ton dalam satu operasi, paling tidak masyarakat penerima manfaat bisa mendapatkan pasokan itu," katanya.

Selain menggelar operasi pasar murah, kata dia, upaya lainnya untuk menekan harga beras di pasaran yakni dengan cara memastikan tidak ada penimbunan beras saat masyarakat membutuhkan beras menjelang Ramadhan.

Dia juga berharap musim panen padi yang diperkirakan mulai akhir Maret 2024 bisa membantu menekan harga komoditas beras di pasaran saat Ramadhan, namun sebelum musim panen itu pihaknya akan intensifkan operasi pasar murah.

"Mudah-mudahan kurun waktu dua minggu ke depan harapannya sebelum puasa itu sudah ada penurunan yang cukup signifikan," katanya.