REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang bulan suci Ramadhan, umat Islam diimbau tidak memilih restoran yang terafiliasi dengan Israel sebagai tempat berbuka puasa. Selain itu, Muslim juga diajak menghindari konsumsi produk yang terkait dengan Israel.
Pendiri Halal Corner Aisha Maharani mengatakan umat Islam yang peduli terhadap situasi di Palestina tidak akan memilih untuk makan di restoran yang mendukung penjajah Israel, baik itu dalam suasana Ramadhan maupun pada waktu lainnya. Dia menekankan, pentingnya bagi umat Muslim untuk tidak terpengaruh oleh promosi atau tawaran yang menggiurkan.
"Mau situasi Ramadhan atau tidak, jangan silau karena promo yang ditawarkan," kata Aisha kepada Republika.co.id, Selasa (27/2/2024).
Dalam menjalankan kampanye ini, Aisha merasa perlu memberikan pemahaman kepada umat Islam betapa berartinya menghindari konsumsi produk yang terafiliasi dengan Israel, terutama selama bulan suci Ramadhan. Aisha menekankan pentingnya terus memperbarui informasi mengenai perkembangan situasi di Palestina.
Hal ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran dan semangat untuk mendukung gerakan boikot terhadap produk-produk Israel. “Dengan terus memperbaharui informasi tentang perkembangan Palestina yang terkini," ujarnya.
Terkait gerakan boikot produk atau restoran yang terafiliasi dengan Israel, Aisha menyatakan gerakan tersebut sangat efektif. Dengan menahan diri dari membeli produk atau makan di restoran yang terafiliasi dengan Israel, umat Islam secara efektif mengurangi dukungan finansial yang dapat diberikan kepada negara tersebut.
"Sangat ampuh, mereka membutuhkan uang dari konsumen untuk bisa mendukung Israel, jadi kita harus menghentikannya dengan cara boikot," kata Aisha.
Dengan semangat solidaritas dan kesadaran akan pentingnya dukungan terhadap Palestina, Muslim diharapkan dapat bersatu dalam menjalankan aksi-aksi yang mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Termasuk ketika memilih tempat buka puasa selama Ramadhan.