Pembebasan Kota Makkah pada Bulan Ramadhan

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil

Selasa 27 Feb 2024 17:49 WIB

Suasa kehidupan suku Quraisy di Makkah, masa lalu. (liustrasi) Foto: Dawnofislam film Suasa kehidupan suku Quraisy di Makkah, masa lalu. (liustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat disyukuri umat Muslim. Pada bulan Ramadhan, Allah SWT memberikan rahmat kepada setiap umat Muslim yang beriman. Seperti kisah Nabi Muhammada SAW yang melakukan pembebasan di kota Makkah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari keajaiban bulan Ramadhan.

“Pada hari kesembilan bulan Ramadan, matahari yang mulai merangkak menuju titik kulminasi Kota Madinah tampak bersiap. Sepuluh ribu orang tampak berbaris dan panas yang memanggang dan perut perih karena puasa tidak menyurutkan semangat mereka,” dikutip dari buku karya Mustafa Murrad, 'Umar ibn al-Khaththab, Selasa (27/02/2024).

Baca Juga

Setelah memanjatkan doa dan berkhotbah sebentar, Rasulullah SAW kemudian memimpin pasukan itu bergerak menuju Makkah. Ketika sampai di perbatasan Rasulullah SAW meminta untuk menyalakan api di atas bukit-bukit yang mengelilingi Makkah. Penduduk Makkah ketakutan melihat besarnya pasukan Nabi Muhammad SAW dan menganggap bahwa ribuan obor itu akan membakar kota mereka. Kalangan Quraisy pun tak mampu menghadapi pasukan tersebut dan mereka hanya bisa pasrah.

Hingga tiba memasuki kota Makkah dengan penuh wibawa dan tanpa adanya perlawanan serta pertumpahan darah. Mula-mula, Beliau memasuki pelataran Ka'bah, bertawaf, mencium hajar aswad, bersembahyang di Ka'bah, dan menghancurkan ratusan patung dewa-dewa Arab di sekitar rumah ibadah itu. 

Setelah itu Rasulullah SAW pun menerima baiat sumpah setia dari penduduk Makkah. Tak lebih dari dua tahun kemudian, sejumlah utusan klan tiba dari seluruh penjuru semenanjung Arab untuk menyatakan bergabung dengan Nabi Muhammad SAW. Pada tahun ini pula (10H/632M), Rasulullah SAW melaksanakan ibadah haji yang terakhir.

Kebaikan Rasulullah SAW dalam pembebasan Kota Makkah. Hal inilah yang menjadi asbabun nuzul turunnya Al-Qur'an Surat Ali 'Imran ayat 159:

 فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ 

Artinya : "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."