Bagaimana Mempersiapkan Hati Untuk Menyambut Ramadhan?

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil

Ahad 25 Feb 2024 19:08 WIB

Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh Foto: www.freepik.com Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada banyak artikel dan ceramah tentang bagaimana mempersiapkan tubuh kita untuk menyambut puasa Ramadhan.Dalam rangka mempersiapkan tubuh ini memasuki bulan puasa, kita dianjurkan puasa sunah agar tubuh kita terbiasa dengan proses tersebut dengan porsi makan yang lebih sedikit dari biasanya.

Namun bagaimana dengan hati dan pikiran kita? Bagaimana kita bisa mempersiapkan diri menghadapi puasa Ramadhan?

Baca Juga

Sebagai permulaan, seperti biasa kita harus niat untuk menyambut Ramadhan. Sama seperti kita merasa gembira menyambut kedatangan teman baik atau orang yang kita sayangi. Maka kita sebagai Muslim harus merasa gembira menyambut datangnya Ramadhan yang penuh kemuliaan dan berkah.

Maka, bersemangatlah untuk mengetahui cara Allah SWT mensucikan hati kita selama Ramadhan. Mintalah kepada Allah SWT untuk mempersiapkan hati kita menyambut pembersihan saat puasa Ramadhan.

Ramadhan berasal dari "ra ma da" sebuah kata Arab yang berarti “panas ekstrim.” Itu karena panasnya bulan Ramadhan membakar habis dosa-dosa kita. 

Maka, rencanakan dalam hati kita untuk memanfaatkan Ramadhan sebaik-baiknya, dan mohon kepada Allah untuk mensucikan hati kita di waktu yang baik itu.

Tentu tidak ada ruang di hati kita untuk Allah, jika kita terus-menerus memasukkan segala sesuatu ke dalamnya untuk mengisi kekosongan yang kita rasakan. Mulailah berlatih duduk tanpa telepon, tanpa buku, tanpa apapun yang mengalihkan perhatian kita.

Duduk sendiri dan berdoa kepada Allah SWT. Duduklah sendiri dan dengarkan napas kita. Duduk saja dan biarkan hati kita terhubung dengan pikiran kita. Kemudian pikiran kita terhubung dengan Allah SWT. 

Duduklah sendirian dalam ketenangan ini selama 10 menit sehari. Insya Allah, pikiran dan hati kita tidak akan terlalu sibuk, tidak terlalu terganggu, dan tidak mudah menyimpang dari niat awal kita.

Bayangkan seperti apa kehidupan setelah Ramadhan. Pikirkan, jangan sampai terjadi kemerosotan kualitas iman dan takwa setelah Ramadhan. Buatlah rencana nyata tentang bagaimana kita akan memasukkan tujuan hidup kita ke dalam Ramadhan.

Jika kita ingin membaca Alquran selama Ramadhan, kita harus membuat rencana praktis untuk itu.

Ingin memastikan kita menyelesaikan semua sholat wajib dan sholat sunah dalam bulan puasa Ramadhan? Maka rencanakan itu dengan matang.

Semoga Ramadhan besok, dapat kita sambut seperti seorang sahabat tercinta yang datang menyemangati kita. Ramadhan yang datang ini dapat menghidupkan kembali hati dan jiwa kita. Ketika Ramadhan meninggalkan kita, semoga kita semua menjadi orang-orang yang lebih baik.

Demikian disampaikan Kaighla Um Dayo seorang penulis The New Muslim's Field Guide, dilansir dari laman About Islam.