REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK–Para Pastor Paroki Gereja Katolik di Kota Depok bersilaturahmi ke rumah Wali Kota Mohammad Idris yang menggelar open house Idul Fitri 1444 Hijriyah.
Sebanyak delapan romo mewakili delapan paroki, tujuh gereja dan 1 wisma (Wisma Sahabat Yesus) disambut Wali Kota.
Pastor Gereja Santo Thomas, Kelapa Dua Brimob, Profesor Adrianus Meliala mengatakan, sebagai umat, dirinya mengantar para pastor untuk bersilaturahmi di momen Hari Raya Idul Fitri ke unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Depok.
“Jadi, kami mencoba agar para romo mengetahui pimpinan-pimpinan daerah, sehingga hubungan baik itu dapat terjadi. Salah satu yang saya kira perlu ialah bertemu dengan Pak Wali, maka kami datang ke sini,” kata Adrianus, di sela-sela Open House Idul Fitri dikutip dari rilis Pemkot Depok, Senin (24/4/2023).
Pakar Kriminologi Universitas Indonesia (UI) tersebut menilai, Wali Kota Depok merupakan sosok yang ramah kepada seluruh umat. Ia juga menyebut Mohammad Idris sebagai orang yang baik dan mengenal umat dari agama lain.
“Dulu pernah beliau (Kiai Idris) bercerita kepada kami, pengalaman beliau ketika masih kecil dan remaja, berhubungan dengan teman-teman dari lintas agama, sehingga menurut beliau soal itu (isu intoleran) bukan masalah bagi beliau, ketika beliau dikait-kaitkan dengan soal agama, mungkin juga ini soal politik ya,” kata Adrianus.
Maka dengan silaturahim atau kunjungan ini, ia berharap para romo semakin tahu dengan keberadaan unsur Forkopimda. “Tentu Forkopimda juga mengetahui elemen stakeholder yang berada di Gereja Katolik,” tuturnya.
Sementara Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, Idulfitri merupakan momentum kebersamaan. Maka dari itu, pihaknya pun menggelar Open House Lebaran 2023 di kediamannya.
Baca juga: 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Israel
“Termasuk juga di perayaan Natal bersama, saya selalu memberikan sedikit perhatian, karena kan banyak sekali gereja-gereja, makanya dimunculkan lembaga-lembaga sebagai sebuah representasi beberapa gabungan gereja,” ujarnya.
Dia mengklaim Depok adalah kota yang toleran, terlepas dari penilaian survei Setara Institute yang menyebut Depok sebagai daerah dengan peringkat bawah terkait toleransi. “Jadi, kalau saya tidak mau berkomentar dikatakan Depok kota intoleran, tanyakan mereka (warga Nasrani yang datang ke Open House Lebaran Wali Kota Depok), dan yang saya tahu orang Betawi itu welcome, asal kita tidak saling mengganggu,” jelasnya.