Senin 24 Apr 2023 14:20 WIB

Diancam Peneliti BRIN, Dadang Kahmad: Muhammadiyah tak Melayani Preman 

Muhammadiyah tidak akan memberikan respons terkait pernyataan peneliti BRIN.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad. Muhammadiyah tidak akan memberikan respons
Foto: Dok Muhammadiyah
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad. Muhammadiyah tidak akan memberikan respons

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah belum mengeluarkan pernyataan resmi untuk menanggapi tulisan peneliti astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin di media sosial yang berisi kemarahan terhadap warga Muhammadiyah. 

Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dadang Kahmad mengatakan PP Muhammadiyah tidak akan memberikan respons berupa pernyataan apapun atas pernyataan Andi Pangerang Hasanuddin di media sosial. 

Baca Juga

"Dia akan tersanjung jika ditanggapi PP (Pimpinan Pusat Muhammadiyah). PP tidak melayani preman," kata Prof Dadang dalam pesan singkatnya kepada Republika.co.id, Senin (24/4/2023).

Diketahui jagat lini masa Twitter dihebohkan dengan status mengerikan peneliti BRIN. Status itu ingin membunuh semua warga Muhammadiyah karena merayakan Lebaran pada Jumat (21/4/2023). Hal itu berbeda dengan pemerintah yang menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah pada Sabtu (21/4/2023).

Polemik itu bermula dari status Facebook yang ditulis Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin. Mantan kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu heran dengan Muhammadiyah yang tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023, namun ingin memakai lapangan untuk sholat Idul Fitri.

"Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas," ujar Thomas dalam status yang viral dikutip Republika.co.id di Jakarta, Senin (24/4/2023).

Status Thomas ditanggapi anak buahnya yang merupakan pakar astronomi BRIN Andi Pangerang Hasanuddin. Melalui akun AP Hasanuddin, ia menuliskan kemarahan atas sikap Muhammadiyah dengan me-mention akun Ahmad Fauzan S.

"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?" kata Hasanuddin.

Dia masih melanjutkan statusnya yang mengancam setelah berdebat dengan warganet lain. "Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.

Kini status AP Hasanudin viral di berbagai kanal media sosial. Di lini masa Twitter dan Facebook, statusnya banyak disebar, termasuk di grup Whatsapp. Republika.co.id sudah mencoba melihat akun AP Hasanudin, namun sudah digembok. Republika.co.id juga mencoba mengonfirmasi masalah itu kepada pimpinan BRIN.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement