Puasa Ramadhan Usai, Apa Selanjutnya?

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil

Ahad 23 Apr 2023 18:00 WIB

Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh Foto: www.freepik.com Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Puasa Ramadhan telah usai. Meski begitu, sepatutnya setiap Muslim tidak meninggalkan jejak ibadah selama bulan suci itu dan terus meningkatkan amal ibadah di bulan-bulan setelahnya.

Seorang Muslim dapat mengerjakan puasa-puasa sunnah berikutnya. Nabi Muhammad SAW mengajarkan puasa-puasa sunnah di luar bulan suci Ramadhan. Di antaranya, puasa Syawal yang dikerjakan 6 hari pada bulan Syawal. Atau juga dengan mengerjakan puasa sunnah Senin dan Kamis, puasa Asyura dan puasa Arafah.

Baca Juga

Begitu juga dengan ibadah sholat malam yang biasa dikerjakan selama Ramadhan. Sholat malam adalah sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Bahkan diminta oleh Nabi SAW agar setiap Muslim menjaga ibadah sholat malam.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Kalian harus melaksanakan qiyamullail. Karena, itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, dan itu juga mendekatkan kalian kepada Allah, dan menghapus segala perbuatan buruk dan mencegah dosa, serta menyingkirkan penyakit dari tubuh." (HR Tirmidzi dan Ahmad)

Dalam hadits Rasulullah SAW juga dikatakan, "Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah (sholat) qiyamullail."

Al Hasan Al Basri bahkan menyampaikan, tidak ada amalan yang lebih berat daripada bangun di malam hari untuk beribadah dan membelanjakan harta di jalan Allah SWT.

Al Hasan juga menjelaskan soal mengapa seseorang sulit bangun malam untuk beribadah. Suatu kali dia menerima pertanyaan dari seseorang yang mengaku mencintai qiyamullail tetapi susah bangun malam.

Lalu Al Hasan menjawab, "(Karena) dosa-dosamu telah mengikatmu." Karena itu Al Hasan memberi nasihat agar bisa bangun malam untuk beribadah, yaitu dengan menjauhi perbuatan maksiat di siang hari. Sebab dengan cara tersebut seseorang akan diberi kemampuan untuk bangun malam dan beribadah. Berdiri di hadapan Allah di malam hari, adalah suatu kehormatan dan para pendosa tentu tidak pantas mendapatkan kehormatan tersebut.

Sumber

http://saaid.org/mktarat/ramadan/70.htm