REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah akan menjalani ibadah sholat Idul Fitri 1444 H pada Jumat (21/4/2023) pagi. Sedangkan pemerintah dan ormas Islam lainnya akan menyelenggarakan sholat Idul Fitri pada Sabtu (22/4/2023).
Terlepas dari perbedaan pelaksanaan sholat Idul Fitri itu, masyarakat perlu memahami tata cara acara pelaksanaan sholat Idul Fitri, sehingga ibadahnya dapat diterima di sisi Allah. Sholat Idul Fitri dikerjakan pada pagi hari atau sejak matahari terbit hingga masuk waktu dhuhur.
Dalam bukunya yang berjudul Tuntunan Puasa, Tarawih, dan Sholat Idul Fitri, Buya Hamka menjelaskan, keistimewaan sholat Idul Fitri dibandingkan sholat lain karena pada rakaatnya yang pertama, tujuh bilangan takbirnya. Manakala pada rakaat kedua, lima bilangan takbirnya, menurut beberapa hadits.
Pada setiap takbir, hendaklah tangan diangkat, sebagaimana ketika melakukan takbiratul ihra. Demikianlah menurut hasil penelitian Imam Syafi’I, Imam Abu Hanifah, Imam al-Auza’I, dan Athaak.
Imam Ahmad bin Hambal menganjurkan (mustahab) di antara setiap takbir itu membaca,
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
“Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar.”
Sedangkan Abu Hanifah dan Imam Malik mengatakan terus saja, dengan tidak membaca apa-apa.
Di setiap rakaat sholat Idul Fitri, kemudian membaca surat al-Fatihah dan satu surat dengan jahar (suara keras) oleh imam. Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Nu’man bin Basyir yang biasa dibaca Nabi SAW pada rakaat pertama adalah surat al-A’la dan di rakaat kedua surat al-Ghasyiyah.
Berikut niat dan urutan pelaksanaan sholat Idul Fitri:
Pertama, membaca niat sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى
Ushalli sunnatan li idil fithri rak’ataini ma’muman (jika jadi imam pakai “imaman”) lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Kedua, membaca doa ifititah, kemudian takbir sebanyak tujuh kali. Di setiap takbir dianjurkan untuk membaca
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Ketiga, membaca surat al-Fatihah lalu membaca surat pendek yang disunnahkan yaitu surat Al-A’la.
Keempat, ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
Kelima, setelah takbir rakaat kedua, membaca takbir sebanyak lima kali seperti takbir pada rakaat pertama.
Keenam, membaca surat al-Fatihah dan dianjurkan membaca surat al-Ghasyiyah. Lalu lanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
Setelah salam dianjurkan untuk mendengarkan khutbah yang akan disampaikan oleh khatib terlebih dulu, jangan dulu beranjak dari tempat.