Sholat Idul Fitri Lebih Afdhal di Lapangan atau Masjid?

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani

Jumat 21 Apr 2023 07:50 WIB

Umat Islam melaksanakan Shalat Idul Fitri 1444H di halaman Jakarta International Equestrian Park (JIEP) Pulomas, Jakarta Timur, Jumat (21/4/2023). Foto: Republika/Nidia Zuraya Umat Islam melaksanakan Shalat Idul Fitri 1444H di halaman Jakarta International Equestrian Park (JIEP) Pulomas, Jakarta Timur, Jumat (21/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sholat Idul Fitri dikerjakan setelah penutupan puasa Ramadhan. Fitri diambil dari kata futhiir, artinya berbuka. Sholat Hari Raya ini disyariatkan Allah SWT pertama kali pada tahun pertama Hijriah dan hukumnya sunah muakkad, yaitu Sunnah yang sangat dianjurkan.

Dalam melaksanakan sholat hari raya Idul Fitri, biasanya umat Islam melaksanakannya di masjid dan di lapangan. Namun, mana yang lebih afdhal, dikerjakan di lapangan atau di masjid?

Dalam buku “Tuntunan Puasa, Tarawih, dan Sholat Idul Fitri” terbitan Gema Insani, Buya Hamka menjelaskan, Rasulullah SAW melaksanakan sholat Idul Fitri dan Idul Adha di mushalla, yaitu di suatu tanah lapang di pinggir kota.

“Dengan demikian, pendapat kuat, dalam hal ini bahwa sholat Hari Raya dilaksanakan di tanah lapang di pinggir kota dan itulah yang lebih afdhal daripada di masjid,” jelas Buya Hamka.

Namun, lanjut Buya Hamka, dalam kitab-kitab fikih muta’akhirin, ada yang menyatakan lebih afdhal di masjid. Karenanya, selain Masjidil Haram di Makkah, Masjid Madinah, juga di antaranya semua masjid. Sementara, Nabi SAW melaksanakan sholat Hari Raya di mushalla, bukan di masjid baginda sendiri.

Dalam perkembangan sekarang, terutama di kota-kota besar, seperti di Jakarta, sholat Hari Raya di tanah lapang telah menjadi kebiasaan yang merata. Ketika pertama kali datang ke Jakarta sekitar 1949, Buya Hamka hanya melihat tiga tempat sholat Hari Raya. Namun, pada Hari Raya 1974, terdapat 84 tempat sholat di tanah lapang.

Sementara itu, kota sebesar Jakarta tidak ada tanah lapang di pinggir kota. Peraturan susunan kota modern menjadikan tanah lapang banyak terdapat di dalam kota sendiri. Karena itu, semua tanah lapang dijadikan tempat sholat berjamaah.

Menurut Buya Hamka, hal seperti itulah yang kita rasakan seperti berdirinya syiar Islam. “Beramai-ramai ke tanah lapangan untuk melaksanakan sholat Hari Raya, beribu orang menyerukan kebesaran Allah SWT. Semuanya akan menambah takwa hari kepada Allah SWT dan menambah semangat memeluk agama, menambah teguh perpaduan dalam Islam,” jelas dia.

Terpopuler