Mengintip Tradisi Idul Fitri di Berbagai Daerah di Indonesia

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah

Jumat 21 Apr 2023 06:25 WIB

Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta melakukan gladi bersih Grebeg Syawal di depan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Rabu (19/4/2023). Grebeg Syawal nanti akan digelar pada Sabtu (22/4/2023) dengan mengarak tujuh gunungan dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe Kauman. Acara ini akan dilaksanakan secara luring yang pertama usai pandemi Covid-19. Grebeg Syawal ini dilakukan rutin setiap tahun usai Shalat Idul Fitri. Mengintip Tradisi Idul Fitri di Berbagai Daerah di Indonesia Foto: Republika/Wihdan Hidayat Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta melakukan gladi bersih Grebeg Syawal di depan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Rabu (19/4/2023). Grebeg Syawal nanti akan digelar pada Sabtu (22/4/2023) dengan mengarak tujuh gunungan dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe Kauman. Acara ini akan dilaksanakan secara luring yang pertama usai pandemi Covid-19. Grebeg Syawal ini dilakukan rutin setiap tahun usai Shalat Idul Fitri. Mengintip Tradisi Idul Fitri di Berbagai Daerah di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dengan berbagai suku di dalamnya memiliki ragam tradisi unik. Begitu pun dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Masing-masing daerah mempunyai kekhasannya. Berikut ini beberapa tradisi menyambut datangnya Lebaran di daerah.

Baca Juga

Mengintip Tradisi Idul Fitri di Berbagai Daerah di Indonesia

1. Solo

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memiliki tradisi Sungkeman Pangabekten. Tradisi ini digelar di Kompleks Keraton Solo oleh kesultanan dan dibuka untuk warga. Tradisi Sungkeman Pangabekten ini merupakan upacara yang dihadiri sejumlah pejabat penting kesultanan, termasuk kepada abdi dalemnya.

Tak hanya Sungkeman Pangabekten, Keraton Solo juga memiliki sejumlah tradisi atau upacara adat baik itu di bulan Ramadhan atau di awal Syawal (lebaran), antara lain Malam Selikuran untuk menyambut Lailatul Qadar, Paring Dalam Zakat Fitrah (pendistribusian zakat firah dari keluarga besar Keraton Solo), hingga Kirab Hajat Dalem Grebeg Syawal.

Jika Grebek Syawal dilakukan pada hari Idul Fitri, maka Sungkeman Pangabekten ini diselenggarakan sesudah hari H Syawal. Tradisi ini sudah dilakukan sejak turun-temurun ketika Islam sudah menyentuh Tanah Jawa dan menggugah hati para rakyat serta para petinggi keraton.

2. Yogyakarta

Di Yogyakarta, masyarakatnya selalu disuguhi upacara adat berupa Grebeg Syawal. Tradisi tersebut biasa dilakukan di Lapangan Komplek Kepatihan Kota Yogyakarta dan diikuti oleh masyarakat setempat dan anggota kerajaan Yogyakarta.

Meski Grebeg Syawal di Yogyakarta bukan satu-satunya tradisi grebeg yang ada, namun nyatanya tradisi ini selalu menarik antusiasme warga. Dalam grebeg, masyarakat biasa memperebutkan berbagai hasil bumi seperti saturan atau buah-buahan yang sebelumnya diarak-arak.

Tradisi Grebeg Syawal di Yogyakarta merupakan prosesi adat sebagai simbol hajat dalem (sedekah) atas kedermawanan Sultan kepada rakyatnya. Grebeg sendiri berasal dari kata Jawa yaitu gumrebeg yang berarti riuh atau ramah.

Terpopuler