REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelola Terminal Terpadu Pulogebang mencatat angka jumlah pemudik yang berangkat dari Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur belum menyentuh angka target 3.500 penumpang. Jumlah pemudik pada tahun ini bahkan disebut lebih sedikit dibandingkan pada 2022 saat masih masa pandemi Covid-19.
"Pada tahun lalu H-3 itu 3.500 penumpang, hari-hari sebelumnya sekitar 3.000-an, padahal pandemi, masih ada syarat-syarat seperti PCR, ternyata lebih banyak," kata Kasubag TU Unit Pengelola Terminal Terpadu Pulogebang Junaedi saat ditemui Republika di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, Rabu (19/4/2023).
Menurut data arus mudik pada 2023, sebelum momen arus mudik, jumlah penumpang yang diberangkatkan dari Terminal Terpadu Pulogebang berkisar di angka 2.000-an. Data menunjukkan, jumlah penumpang pada H-7 atau Sabtu (15/4/2023) ada sebanyak 2.437 penumpang, meningkat dari hari sebelumnya, Jumat (14/4/2023) di angka 1.135 penumpang.
Angka kembali mengalami peningkatan pada H-6 atau Ahad (16/4/2023) yakni sebanyak 3.251 penumpang. Namun mengalami penurunan pada H-5 atau Senin (17/4/2023) menjadi 2.703 penumpang. Lalu pada Selasa (18/4/2023) jumlah pemudik kembali naik menjadi sebanyak 3.206 penumpang.
"Pada Ahad ada 3.251 penumpang, kita anggap lonjakan. Tapi masih kalah dengan lonjakan tahun lalu. H-3 sih memang yang tahun lalu itu, angkanya di 3.500-an," kata Junaedi.
Sementara itu, pada Rabu (19/4/2023) hingga pukul 13.13 WIB, tercatat jumlah pemudik baru mencapai sekitar 1.300-an penumpang. Meski begitu, dia mengaku optimistis bisa mencapai angka yang ditarget karena hari ini diprediksi sebagai puncak gelombang mudik.
"Baru 1.339 penumpang hingga siang ini, masih rendah juga. Prediksi kami optimisnya 3.500 sampai 5.000, puncaknya diprediksi hari ini," ujar Junaedi.
Menurut analisis Junaedi, rendahnya jumlah penumpang harian pada tahun ini lantaran terpecahnya pundak mudik menjadi dua gelombang. Gelombang pertama yakni saat momen libur anak sekolah tingkat paud/TK hingga SMA serta cuti karyawan swasta yang diprediksi terjadi puncak pada sekitar 14 April 2023. Lalu gelombang kedua yakni pada sekitar 19 April 2023 saat libur Lebaran cuti ASN.
Alasan lainnya, yakni lantaran pemudik memilih alternatif transportasi. Yakni baik dengan menggunakan transportasi pribadi maupun moda transportasi lainnya seperti pesawat atau kereta.
"Tapi kita optimis di angka 3.500 sampai 5.000. Kalau ngomong di atas 5.000 kayakny pesimis, apalagi di atas 10.000 itu dream ya, impian, supaya ramai di sini," ujar Junaedi.