Jelang Lebaran, Pedagang Pasar Wanti-Wanti Kenaikan Harga Komoditas Ini

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi

Rabu 19 Apr 2023 10:02 WIB

Pedagang menunjukkan beras yang dijual di kiosnya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/1/2023). Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, menyebut beberapa komoditas mulai mengalami kenaikan pada H-8 sampai H-7 Lebaran Idul Fitri yang terjadi Sabtu (15/4/2023) dan Ahad (16/4/2023) kemarin. Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Pedagang menunjukkan beras yang dijual di kiosnya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/1/2023). Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, menyebut beberapa komoditas mulai mengalami kenaikan pada H-8 sampai H-7 Lebaran Idul Fitri yang terjadi Sabtu (15/4/2023) dan Ahad (16/4/2023) kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia menyebut bahwa beberapa komoditas, mulai mengalami kenaikan pada H-8 sampai H-7 Lebaran Idul Fitri yang terjadi Sabtu (15/4/2023) dan Ahad (16/4/2023) kemarin. Saat ini, beberapa komoditas masih relatif stabil tinggi dan tidak ada penurunan lantaran permintaan yang juga masih tinggi.

"Beberapa komoditas yang wajib dan harus diwaspadai dan memastikan akan mengalami kenaikan adalah harga beras medium seharga Rp 12 ribu lebih, beras premium Rp 13.500 lebih dan setiap hari mengalami kenaikan sekitar Rp 200," ujar Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri dalam keterangan, Selasa (18/4/2023).

Baca Juga

Tidak hanya beras, harga komoditas lain, seperti telur, ayam, daging sapi juga mengalami kenaikan, termasuk harga minyak goreng yang sudah mencapai Rp 16 ribu untuk merk minyak kita. Kemudian, tepung terigu dan buah-buahan juga mengalami kenaikan berkisaran sekitar 20 persen. Tak hanya itu, gula juga mengalami kenaikan menjadi sekitar Rp 14.500.

"Harga bawang juga mengalami kenaikan, bawang merah Rp 45 ribu, bawang putih Rp 36 ribu dan komoditas ini kami menyakini akan mengalami kenaikan hingga H-1 menjelang Idul Fitri dan akan mengalami penurunan paska Idul fitri setelah itu akan memasuki fase ke tiga fase dimana akan terjadi kenaikan paska Idul Fitri," ujarnya.

Ia menjelaskan, beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan adalah tidak banyak pedagang yang berjualan selama Idul Fitri. Selain itu, banyak petani tidak melakukan panen karena libur. Serta faktor distribusi terganggu karena arus mudik dan arus lebaran sehingga banyak yang tidak melakukan kegiatan distribusi.

"Di fase ketiga ini perlu diwaspadai ini biasanya terjadi H+1 sampai H+7 akan ada kenaikan beberapa komoditas karena suplai dan demandnya tidak seimbang," ujar dia.