REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Menyajikan makanan manis saat Lebaran ternyata telah menjadi tradisi ummat Muslim di berbagai belahan dunia. Di Indonesia misalnya, banyak umat Muslim yang menyajikan aneka kue seperti nastar atau putri salju hingga kue lapis. Bagaimana dengan Muslim di negara lain?
"Tradisi mengonsumsi makanan manis di hari Idul Fitri kemungkinan dimulai dari Muslim di Madina, Arab Saudi, di masa lalu," jelas pakar gaya hidup dan pendiri Hello Holy Days! Manal Aman, seperti dilansir Woman's Day.
Kala itu, Aman mengatakan para Muslim kerap mengolah makanan untuk perayaan Lebaran menggunakan bahan-bahan yang tersedia, seperti kurma dan madu. Mengingat saat ini Islam telah menyebar luas ke berbagai wilayah, pengaruh budaya dan penggunaan bahan makanan lokal membuat sajian manis khas Lebaran menjadi sangat beragam. Berikut ini adalah 10 di antaranya.
Baklava
Meski asal-usulnya kerap diperdebatkan, Oxford Companion of Food mengungkapkan bahwa sajian ini berasal dari Turki. Di era kesultanan Utsmaniyah atau Ottoman, Istanbul kerap menggelar Baklava Parade pada hari kelima belas Ramadhan.
Saat ini, baklava masih memainkan peran yang besar dalam perayaan Ramadhan dan Idul Fitri. Sebagian keluarga di Turki lebih senang membeli baklava untuk disajikan di rumah, namun sebagian lainnya lebih suka untuk membuatnya sendiri menggunakan resep turun-temurun.
Samosa Manis
Sajian ini dikenal dengan nama yang berbeda, seperti briouat di maroko dan sambusa hilwa di Teluk Arab. Sajian berbahan adonan phyllo ini memiliki bentuk segitiga dengan isian yang manis. Isian manis ini bisa terbuat dari buah-buahan atau kacang-kacangan yang telah direndam dalam sirup.
Kanafeh
Menu yang kerap menjadi makanan pencuci mulut favorit di berbagai restoran Timur Tengah ini juga kerap disajikan saat Lebaran dalam budaya Levant. Sajian ini mengombinasikan adonan phyllo, keju putih seperti nabulsi atau akkawi, serta sirup gula yang wangi.
Saviya
Sajian ini merupakan //dessert// yang populer sebagai sajian khas Lebaran bagi Muslim di Asia Selatan. Saviya terbuat dari vermicelli, ghee, gula, dan rempah beraroma seperti kapulaga. Saviya biasanya dinikmati di pagi hari sebagai sarapan atau //brunch//, sesaat setelah keluarga melakukan sholat Ied.
Kurma dengan Isian
Buah yang identik dengan Ramadhan ini memang sudah terasa nikmat dengan sendirinya. Namun, banyak Muslim yang kerap mengolah kurma menjadi sajian yang lebih cantik dan lezat untuk dihidangkan saat Lebaran. Salah satu kreasi yang umum dilakukan adalah menambahkan isian ke dalam buah kurma. Isian ini sangat beragam, mulai dari kacang-kacangan, selai kacang, krim keju, hingga isian manis lainnya.
Kukis dengan Isian
Muslim di beberapa negara kerap menyajikan kukis dengan isian sebagai hidangan khas Lebaran. Di Mesir misalnya, Muslim kerap menyajikan kahk atau kukis dengan isian pasta kurma dan taburan gula halus.
Di Palestina, Muslim kerap menyajikan kukis dengan isian kurma bernama maamoul. Sedangkan di Indonesia, salah satu kukis dengan isian yang populer disajikan saat Lebaran adalah nastar.
Butter Cookies
Muslim di banyak negara juga memiliki versi butter cookies masing-masing yang kerap mereka sajikan saat Lebaran. Ada ghraybeh di Timur Tengah, naan khatai di Asia Selatan, kukis sable berbentuk bulan sabit di Afrika Utara, dan putri salju di Indonesia.
Nishallo
Dikenal pula dengan nama nisholda, nishallo merupakan sajian manis khas Lebaran yang populer dalam budaya Uzbekistan serta Asia Tengah. Sajian ini dibuat dengan putih telur yang dikombinasikan dengan gula dan akar tanaman, umumnya akar licorice. Nishallo memiliki tampilan seperti marshmallow dan biasa disajikan dengan naan.
Nougat
Oxford Companion of Food mengungkapkan bahwa asal-mula nougat berawal dari Asia Tengah dan iran. Selanjutnya, sajian manis ini menyebar ke Arabia dan Spanyol Andalusia. Kini, nougat telah menjadi salah satu hidangan Lebaran favorit di berbagai area tersebut selama setidaknya 10 abad.
Bubur Manis
Muslim di Senegal kerap menyajikan hidangan bubur manis bernama lakh saat Lebaran. Lakh terbuat dari susu kental serta jawawut dan biasanya dikonsumsi di rumah sesaat setelah sholat Ied. Buah baobab bisa ditambahkan ke dalam lakh untuk membuat sajian ini semakin lezat dan menarik.
Muslim yang tumbuh di tengah budaya Afrika Barat juga kerap menikmati sajian bubur manis saat Lebaran. Sajian bubur manis ini dikenal dengan nama thiakry atau degue.