REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia, beragam hidangan lezat menambah kehangatan di tengah keluarga. Mulai dari ketupat dengan siraman kuah opor ayam, bumbu rendang kental, sambal ati goreng, hingga sayur labu santan, sudah pasti menjadi favorit semua orang.
Tak cukup dengan yang bersantan, kue-kue saat Lebaran juga sangat menarik untuk diicip seperti nastar, kastangel, putri salju, hingga minum sirup yang juga manis. Jika dua hari Lebaran non setop menyantap makanan bersantan dan manis sepuasnya, apakah berbahaya bagi kesehatan?
Ahli gizi dari Intitut Pertanian Bogor (IPB), Prof Ali Khomsan, memberi lampu hijau untuk menikmati tradisi sajian Lebaran yang tinggi kalori tersebut. Dua hari Lebaran itu sudah pasti akan menjadi hari di mana banyak orang makan berlebihan, khususnya bagi mereka yang masih sehat.
“Dua hari lebaran bagi orang yang sehat, niscaya tidak mendatangkan gangguan serius meski pola makan di kedua hari tersebut sering kali tidak seimbang,” ujar Prof Ali saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (13/4/2023).
Dalam mencegah penyakit-penyakit yang tidak diharapkan, harus juga diupayakan untuk memiliki stok sayuran dan buah yang cukup selama dua hari. Apalagi beberapa pasar tradisional ada yang tutup pada hari libur nasional.
Dengan mengonsumsi sayuran dan buah, maka akan mengimbangi panganan hewani dan kalori tinggi yang mendominasi pada dua hari Lebaran. Tetapi, setelah memasuki hari Lebaran ketiga, disarankan agar pola makan sudah kembali normal dan tidak berlebihan.
“Jadi, sebagai bagian dari perayaan agama di mana makanan tersedia secara berlebihan selama dua hari, saran saya adalah tetap makan enak tetapi secukupnya (tidak sampai kekenyangan) dan sediakan buah sebagai sumber serat untuk menetralisir asupan gizi yang kurang seimbang di Hari Raya,” kata Prof Ali lagi.
Peringatan diberikan olehnya untuk orang-orang yang sudah memiliki riwayat penyakit kronis misalnya kolesterol, hipertensi, diabetes, jantung, dan beberapa penyakit lainnya. Bukan hanya di Hari Raya, mereka selalu harus mengerem asupan makanan.
Penyakit kronis tersebut harus dijaga dengan memperhatikan konsumsi makanan sehari-hari dengan gizi seimbang dan memperhatikan beberapa jenis pantangan tergantung penyakitnya. Artinya memakan makanan bersantan maupun manis di dua hari Lebaran harus ditahan.
Pun untuk yang masih sehat, jangan sampai pola makan sembarangannya justru berlangsung lama, karena akan mendatangkan dampak negatif bagi kesehatan, mulai dari overweight (karena asupan kalori tinggi), konstipasi (karena kurang sayur buah). “Apalagi bagi yang sudah mempunyai benih-benih penyakit kronis,” kata dia.