REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan masyarakat agar tetap menggunakan masker meski kebijakan PPKM sudah dicabut dan vaksinasi penguat (booster). "Prokes ketat penting untuk mencegah penularan COVID-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus. Kalau ada orang sakit, lalu saat sedang dalam perjalanan jauh, di ruang tertutup atau keramaian, pakai lah masker," kata Dicky Budiman di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dicky mendorong pemerintah terus menggencarkan pelaksanaan vaksinasi dosis penguat, terutama pada orang-orang yang aktif dari sisi mobilitas atau pekerjaan. Hal yang sama juga berlaku pada kelompok berisiko dilihat dari kondisi kesehatan atau lanjut usia.
"Itu yang harus dilakukan supaya Lebaran kita aman, begitu juga ritual ibadah kita selama bulan Ramadhan," katanya.
Dicky yang juga Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global itu menganjurkan pada orang sakit atau demam untuk tidak memaksakan beraktivitas di luar. "Jangan sampai memaksakan diri datang ke tempat keramaian," ujarnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat bahwa ada potensi kenaikan kasus COVID-19 setelah Lebaran. Meski demikian, kondisinya tetap akan terkendali dibandingkan Lebaran tahun sebelumnya. Secara terpisah, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2M) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu mengimbau masyarakat mengakses vaksin COVID-19 dosis penguat.
Vaksin penguat bermanfaat untuk melindungi masyarakat, utamanya ketika mobilitas meningkat untuk mencegah gejala berat akibat infeksi Virus Corona.
"Jadi, kami harapkan masyarakat patuh melakukan vaksinasi penguat. Sekali pun ada peningkatan (kasus), kami harapkan dengan vaksin penguat bisa tetap aman, bisa melindungi masyarakat," katanya.