REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Masih banyaknya titik rawan kriminalitas, Polda Lampung memberikan pengawalan pemudik sampai tujuan, dan menyiagakan sniper (penembak jitu) di jalur mudik. Upaya tersebut untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi pemudik Lebaran Idul Fitri 1444 H.
Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika mengatakan, untuk mencegah aksi kriminalitas dengan memanfaatkan keramaian arus mudik Lebaran ini, tim sniper disiagakan.
“Ini untuk memberikan rasa aman bagi pemudik, penembak jitu atau sniper sudah ditempatkan di lokasi-laksi yang dinilai rawan,” kata Helmy, Senin (17/4/2023).
Tim sniper ini berada di titik rawan kejahatan pada jalur mudik Lebaran di wilayah Lampung. Pemudik dari Jawa yang tiba di Sumatra khususnya di Pelabuhan Bakauheni dan melanjutkan perjalanan mudik ke kota-kota di Lampung dan Sumatra, mendapat pengawalan polisi.
Mengenai lokasi atau ruas jalan yang dinilai rawan tindak kriminalitas, Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika tidak mengungkapkan. Namun, menurut dia, tim sniper berada di titik rawan yang dirahasiakan tersebut.
Tak hanya tim sniper, Polda Lampung juga menurunkan Tekab 308 masing-masing jajaran untuk bersiaga turun ke jalan untuk mencegah, mengungkap, dan menangkap aksi kejahatan di jalanan. Kapolda telah memberikan sinyal kepada anggotanya yang bertugas untuk tidak segan-segan bertindak tegas dan terukur, bila hal tersebut membahayakan.
Berdasarkan penelusuran Republika.co.id, jalur-jalur mudik yang masih menjadi langganan aksi kejahatan terutama pada arus mudik dan balik Lebaran di antaranya di jalan lintas Sumatra terutama di ruas Sidomulyo–Katibung. Jalan lintas timur persisnya di Pematang Panggang, Mesuji–OKI, Sumsel.
Selain itu, ruas Jalan Tol Trans Sumatra ruas Terbanggi Besar–Kayu Agung, persisnya di perbatasan Pematang Panggang–OKI. Di tempat ini kerap terjadi aksi lempar batu dan menembak oleh orang tak dikenal kepada mobil yang melintas. Setelah mobil berhenti, karena pecah kaca atau bunyi benturan, orang tak dikenal tersebut mendekat dan merampok.
Beberapa warga menanggapi penempatan tim sniper tersebut tidak produktif. Warga berharap polisi menempatkan posko-posko di jalur-jalur mudik yang rawan. Setidaknya, posko keamanan yang banyak, membuat orang takut bertindak kriminal.
“Daripada penembak jitu, lebih baik banyakan posko-posko keamanan mudik Lebaran yang siaga 24 jam,” kata Salman, warga Bandar Lampung.
Menurut dia, tindak kriminalitas itu terjadi karena memang jalan atau jalur mudiknya gelap tidak ada penerangan listrik malam hari, dan tidak ada kampung warga. Untuk itu, sebaiknya di tempat tersebut didirikan posko keamanan.