REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan, program pengangkutan sepeda motor milik pemudik oleh Kementerian Perhubungan berpotensi mengurangi kecelakaan dan masalah mobilitas pemudik di kampung halaman. Pada tahun ini, pemerintah menyelenggarakan mudik gratis untuk 75.792 orang dan 13.840 sepeda motor.
Mudik gratis itu menggunakan bus, truk, kereta api, dan kapal laut. "Dalam survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, separuh penduduk Indonesia akan melakukan pergerakan," ungkap Joko kepada pers di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Diperkirakan potensi pergerakan nasional pada Lebaran 2023 sebesar 45,8 persen dari jumlah penduduk atau sebanyak 123,8 juta orang. Djoko mengatakan, mengelola mobilitas 123 juta orang tidaklah mudah. Dari jumlah itu sebagian besar memilih memakai mobil pribadi 27,32 juta orang (22,0 persen) dan sepeda motor 25,13 juta orang (20,30 persen) sebagai moda favorit untuk mudik.
Banyaknya pemudik bersepeda motor ini, lanjut Djoko, selain berpotensi menyebabkan kemacetan lalu lintas di ruas-ruas jalan non tol, juga rentan terjadi kecelakaan lalu lintas. Terlebih, tidak sedikit pemudik bersepeda motor membawa anak-anaknya, bahkan yang masih balita.
Bagi pemudik, masalah ini cukup dilematis. Di satu sisi, mereka sadar akan potensi kecelakaan saat dalam perjalanan. Di sisi lain, minimnya fasilitas transportasi umum di daerah membuat pemudik lebih memilih kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum.
"Di kampung halaman pemudik masih dapat bermobilitas untuk silaturahmi, wisata dan jalan-jalan," ujar Djoko.
Djoko mengatakan, solusi mengantisipasi kemacetan lalu lintas saat puncak arus mudik, terutama perjalanan transportasi darat dilakukan pemerintah dengan mudik gratis. "Program mudik gratis dibuka dan langsung diikuti dengan program angkutan sepeda motor gratis," katanya.
Pengaturan jadwal operasional angkutan barang pun telah dirancang pemerintah. Adanya mudik gratis mendorong pengurangan mudik dengan sepeda motor dan diharapkan juga mengurangi tingkat kecelakaan. "Solusi ini pun menyelesaikan dilema pemudik. Mereka tidak perlu mudik dengan sepeda motor, tetapi tetap bisa melakukan mobilitas atau silaturahmi di kampung halaman dengan sepeda motor," kata Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat itu.