Asal Muasal Ketupat, Sudah Ada Sejak Zaman Sunan Kalijaga

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti

Sabtu 22 Apr 2023 14:04 WIB

 Seseorang membuat wadah ketupat. Kehadiran ketupat sudah ada sejak zaman Sunan Kalijaga (ilustrasi). Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK Seseorang membuat wadah ketupat. Kehadiran ketupat sudah ada sejak zaman Sunan Kalijaga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkan Anda berpikir, mengapa ketupat selalu ada saat momen Hari Raya Idul Fitri? Banyak yang belum megetahui mengapa makanan ini menjadi menu wajib saat Lebaran. Bagaimana asal mulanya sebenarnya?

Konsultan kuliner, Arie Parikesit, mengatakan konon ketupat pertama kali dihubungkan dengan perayaan keagamaan Islam pada abad 15 sampai 16 oleh Sunan Kalijaga. Saat itu, masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Hindu mempunyai ritual menggunakan beras, yang kemudian diubah menjadi kultur memakan ketupat. Dalam bahasa Jawa,  kata "ketupat" dihubungkan dengan "ngaku lepat" atau mengakui kesalahan.

Baca Juga

"Dari Jawa, tradisi ini menyebar ke seluruh Nusantara sampai sekarang, rasanya kurang afdhol bila tidak menyajikan ketupat atau variannya seperti buras, lontong dalam merayakan Idul Fitri pada sebagian besar masyarakat Indonesia," kata Arie Parikesit kepada Republika.co.id, Sabtu (15/4/2023).

Chef dan Entrepreneurs, Eki Kramadibrata, mengatakan sejarah ketupat diawali dari zaman Sunan Kalijaga, tepatnya ketika menyiarkan agama Islam oleh salah satu Wali Songo. "Ketupat dijadikan sebagai sarana dakwah karena melekat dengan agama Islam," kata dia.

Dia menjelaskan, ketupat artinya mengaku kesalahan dan berserah diri pada Yang Maha Kuasa. Dia mengatakan, awal makanan ketupat menjadi makanan Lebaran karena ketupat atau kupat bermakna laku papat (empat tindakan) salah yakni Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan.

"Nah Lebaran dari kata Lebar artinya telah selesai, setelah kita selesai puasa kita merayakan Lebaran dengan hidangan ketupa," ujarnya.