Apa yang Dicari Muslim Saat Beribadah di 10 Hari Terakhir Ramadhan?

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul

Rabu 12 Apr 2023 12:41 WIB

Umat muslim menunaikan Shalat Qiyamul Lail saat beritikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan 1444 H di Masjid Habiburrahman, Jalan Kapten Tata Natanegara, Cicendo, Kota Bandung, Rabu (12/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya Bulan Suci Ramadhan, umat muslim melakukan Itikaf untuk meraih malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dengan membaca Alquran, Shalat Tahajud dan berzikir. Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Umat muslim menunaikan Shalat Qiyamul Lail saat beritikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan 1444 H di Masjid Habiburrahman, Jalan Kapten Tata Natanegara, Cicendo, Kota Bandung, Rabu (12/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya Bulan Suci Ramadhan, umat muslim melakukan Itikaf untuk meraih malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dengan membaca Alquran, Shalat Tahajud dan berzikir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak terasa saat ini Muslim di seluruh dunia telah memasuki 10 hari terakhir Ramadhan. Di momen ini banyak yang memperbanyak amal ibadahnya, terutama di malam hari.

Lantas, apa yang sebenarnya mereka cari dari ibadah tersebut? Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas menyebut mereka yang memperbanyak bacaan Alquran dan berdzikir mengingat Allah di 10 hari terakhir Ramadhan ini tengah mengejar Lailatul Qadr.

Baca Juga

"Dengan mengisi malam-malam tersebut dengan beribadah, diharapkan dapat bertemu dengan malam Lailatul Qadr. Sehingga mereka tidak akan menyesal, karena telah memperbanyak ibadah dan berbuat baik di malam tersebut," ujar dia dalam pesan yang diterima Republika, Rabu (12/4/2023).

Di sisi lain, ia menyebut kalaupun Muslim tidak bertemu dengan malam tersebut di 10 hari terakhir Ramadhan, mereka tidak merasa bersedih karena telah mengikuti apa yang biasa dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh imam muslim, Aisyah RA berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَجْتَهِدُ فِيْ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مَالاَ يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ 

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya.”

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah ini lantas menyebut dari hadist tersebut ada pelajaran penting yang bisa diambil. Salah satunya adalah hendaknya Muslim di 10 hari terakhri Ramadhan, baik siang maupun malam, benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

"Ini tidak hanya dengan ibadah sholat dan berpuasa, tapi juga dengan membayar zakat mal dan zakat fithrah, serta memperbanyak infak dan sedekah dan amal-amal kebaikan lainnya," lanjut Buya Anwar Abbas.

Dengan demikian, Muslim yang melakukan ibadah-ibadah ini diharapkan tidak hanya mampu membangun hubungan baik dengan Allah SWT saja, tetapi juga dengan sesama.

Bahkan, ia menyebut diharapkan dengan ibadah ini bisa mendorong Muslim untuk melakukan hal-hal penting lainnya, bagi terciptanya lingkungan sosial dan lingkungan alam yang baik.

Buya Anwar Abbas menyebut jika lingkungan alam dan lingkungan manusia tempat hidup dan tinggal dalam kondisi yang baik, tentu manusia akan bisa hidup dengan sehat, aman, tentram, damai dan bahagia.

"Kebahagiaan itu tentu saja tidak hanya akan kita peroleh di dunia ini saja, tapi juga akan bisa kita tuai di akhirat kelak, asal kita dalam melakukannya ikhlas karena Allah SWT bukan karena motivasi lainnya," ucap dia.