BI Sebut Puncak Uang Beredar Terjadi pada Ramadhan dan Idul Fitri

Red: Erdy Nasrul

Ahad 09 Apr 2023 22:30 WIB

Warga menunjukan uang pecahan baru di area Parkir Timur Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Ahad (9/4/2023). Bank Indonesia menyediakan layanan kas keliling untuk memastikan kebutuhan masyarakat terhadap uang layak edar jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Khusus di GBK, BI menggelar layanan kas keliling pada tanggal 8-9 April 2023 besok dengan jumlah persediaan uang sebesar Rp9,5 miliar dengan kuota 5.000 orang penukar per hari. Sementara, BI mempersiapkan persedian kebutuhan uang jelang Idul Fitri sebesar Rp195 triliun. Pada bulan Ramadhan tahun ini, menurut BI peredaran uang saat Ramadhan dan jelang Idul Fitri mengalami peningkatan hungga 26 persen. Foto: Republika/Thoudy Badai Warga menunjukan uang pecahan baru di area Parkir Timur Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Ahad (9/4/2023). Bank Indonesia menyediakan layanan kas keliling untuk memastikan kebutuhan masyarakat terhadap uang layak edar jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Khusus di GBK, BI menggelar layanan kas keliling pada tanggal 8-9 April 2023 besok dengan jumlah persediaan uang sebesar Rp9,5 miliar dengan kuota 5.000 orang penukar per hari. Sementara, BI mempersiapkan persedian kebutuhan uang jelang Idul Fitri sebesar Rp195 triliun. Pada bulan Ramadhan tahun ini, menurut BI peredaran uang saat Ramadhan dan jelang Idul Fitri mengalami peningkatan hungga 26 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim menyampaikan puncak peredaran uang dalam periode satu tahun terjadi pada momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Dalam siklus peredaran uang dalam satu tahun, periode Ramadhan adalah puncak peredaran uang, rata- rata 25 persen dalam satu tahun," ujar Marlison di Layanan Penukaran Uang Pecahan Kecil di Kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Ahad (9/4/2023).

Baca Juga

BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2023 mencapai sebesar Rp 8.300 triliun atau tumbuh 7,9 persen year on year (yoy).

Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 6,6 persen yoy, dan perkembangan aktiva dalam negeri bersih yang tumbuh sebesar 8,2 persen yoy.

"BI sudah memperkirakan dalam satu tahun uang yang beredar berapa, kita perkirakan periode mana saja yang puncak peredaran uang ini," ujar Marlison.

Selain itu, dia mengungkapkan periode tertinggi kedua peredaran uang dalam satu tahun terjadi pada momen Natal dan Tahun Baru dengan persentase mencapai 20 persen dari total uang beredar dalam satu tahun.

"Dari jumlah uang yang kita edarkan dalam satu tahun tersebut, kalau Natal dan Tahun Baru (Nataru) rata-rata 20 persen," ujar Marlison.

Guna memenuhi kebutuhan masyarakat pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2023 ini, BI menyiapkan uang tunai sebesar Rp 195 triliun tepatnya periode 27 Maret 2023 hingga 20 April 2023, atau naik 8,22 persen yoy dari realisasi tahun 2022.

BI bekerja sama dengan perbankan menyediakan 5.066 titik layanan penukaran uang pada tahun ini, atau bertambah 377 titik dari tahun 2022 lalu.

Dalam kesempatan ini, Marlison mengungkapkan BI telah merealisasikan sekitar Rp85 triliun atau 44 persen dari target penukaran uang tunai yang telah disiapkan sebanyak Rp195 triliun untuk periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2023.

"Sampai saat ini dari Rp195 triliun, yang sudah terealisasi 44 persen sampai Kamis (6/4), atau sekitar Rp85 triliun. Sejauh ini kami belum merasa untuk menambah, karena kami proyeksikan sampai mendekati Idul Fitri masih mencukupi," ujar Marlison.

Pihaknya optimistis peredaran uang tunai selama periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2023 akan mencapai 95 persen dari target, dengan puncak peredaran mendekati keberangkatan pemudik yang bersamaan dengan cairnya Tunjangan Hari Raya (THR).

Terpopuler