Kamis 06 Apr 2023 14:19 WIB

Tumbuhkan Jiwa Entrepreneur, SDG Ajak Para Santri di Bandung Ikuti Pelatihan Mengolah Kopi

Karena Bandung adalah salah satu kabupaten yang hasil kopinya cukup baik.

Kegiatan pelatihan mengolah kopi bagi para santri dan warga di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Assaroji, Kampung Pereng, Desa Cikawo, Kabupaten Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Foto: Dok. SDG
Kegiatan pelatihan mengolah kopi bagi para santri dan warga di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Assaroji, Kampung Pereng, Desa Cikawo, Kabupaten Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kelompok sukarelawan santri SDG menggelar pelatihan mengolah kopi bagi para santri dan warga di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Assaroji, Kampung Pereng, Desa Cikawo, Kabupaten Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 

"Kami menggelar pelatihan mengolah kopi dari hilir ke hulu bagi para santri Ponpes Miftahul Huda Assaroji dan warga sekitar. Kami juga mengadakan doa bersama warga di Kecamaten Pacet, Kabupaten Bandung," ungkap Koordinator Wilayah SDG atau Santri Dukung Ganjar Jawa Barat Ach Hakiki di sela-sela kegiatan ini seperti dilansir pada Kamis (6/4/2023). 

Baca Juga

SDG juga mengajak warga di sekitar ponpes ini untuk ikut berpartisipasi dalam pelatihan yang dapat membuka peluang usaha, yaitu pengolahan kopi.

"Kopi itu nanti bukan hanya santri dan pondok pesantren yang melakukan pengolahan, jual beli, dan sebagainya, melainkan warga sekitar juga ikut berpartisipasi," katanya.

Diketahui, ponpes tersebut telah menghasilkan biji kopi yang nantinya bisa diolah menjadi bubuk kopi yang siap dikonsumsi. "Karena Bandung adalah salah satu kabupaten yang hasil kopinya cukup baik di Indonesia. Sehingga cocok untuk dibawa dan diperkenalkan di daerah lain di Indonesia," ujarnya.

Hakiki menjelaskan, SDG mencoba mengadakan pelatihan tersebut, salah satunya, menambah wawasan para santri agar makin kreatif dan inovatif dalam mengolah kopi. Jadi, mereka tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga diberi bekal untuk dapat membuka usaha ke depannya setelah lulus dari ponpes.

"Tujuannya adalah untuk menunjang kreativitas santri. Jadi, bagaimana caranya santri setelah selesai dari pondok pesantren mendapat ilmu yang beragam, tidak hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu lain yang menunjang proses keberlangsungan hidupnya setelah dari pesantren," ujarnya.

Hakiki berharap, setelah diberi bekal melalui pelatihan ini, para santri Ponpes Miftahul Huda Assaroji dan warga setempat ke depan bisa menjadi pengusaha kopi.

"Mereka juga dapat membuka usaha-usaha kopi seperti membuka kedai kopi. Bahkan, mereka nantinya bisa mengekspor kopi dan lebih mengenalkan kopi dari Kabupaten Bandung," ujarnya.

Hakiki juga berharap ponpes dan para santrinya di Kabupaten Bandung bisa terus berkreasi dan mengasah kemampuan mereka di bidang kopi.

"Semoga pondok pesantren dan para santri di Kabupaten Bandung, khususnya Kecamatan Pacet, bisa terus berkreasi  dengan baik, bisa mengeksplor hasil tani di wilayah sekitar," ucapnya.

Sementara itu, Rismayanti, peserta pelatihan pengolahan kopi, mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para santri di ponpes ini. "Cukup menarik, menambah wawasan bagi santri dan warga di sini," ungkap perempuan berusia 22 tahun ini.

Perempuan yang merupakan santriwati Ponpes Miftahul Huda Assaroji ini menyatakan dirinya menjadi tahu cara menanam hingga mengolah kopi dengan baik dan benar.

"Banyak ya, salah satunya cara pengolahan kopi. Tadi juga dijelaskan cara menanam kopi dengan baik," katanya.

Setelah mengikuti pelatihan ini, dia berharap ke depan bisa menjadi pengusaha kopi. Misalnya,  dapat membuka kedai kopi. "Kami sebagai santri agar nantinya dapat menjadi pengusaha kopi, buka kedai kopi," ujarnya.

Relawan SDG memang kerap mendorong para santri memahami peluang berwirausaha. Beberapa waktu lalu, mereka mengadakan pelatihan budidaya ternak kambing kepada puluhan santri di Pondok Pesantren Darul Mutaalimin, Kota Cilegon, Banten. 

Koordinator Wilayah SDG Banten, Yury Alam Fathallah mengatakan, peranan santri berpotensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi keraykatan berbasis keumatan dalam mencetak santri yang terampil berwirausaha, serta bertujuan untuk memberikan dampak terhadap masyarakat yang sejahtera dengan mempertahankan nilai-nilai religius.

"Kami lakukan pelatihan budi daya kambing kepada para santri di kota Cilegon. Ini merupakan wujud komitmen SDG dalam mendukung program kewirausahaan di pesantren," kata Yury, demikian dilansir dari Antara

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement