REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menjelang Hari Idul Fitri 1444 H, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas, mengimbau kepada rakyat Indonesia agar mencintai produk dalam negeri. Dia juga meminta kepada masyarakat agar meningkatkan kepedulian terhadap sesama dengan berzakat dan bersedekah.
Buya Anwar, sapaan akrabnya, mengatakan, nasib perusahaan tekstil di Tanah Air saat ini tampak sangat menyedihkan.
Karena, kata dia, biasanya sejak 3-6 bulan menjelang Idhul Fitri pabrik dan produk tekstil lazimnya sibuk melayani tingginya tingkat permintaan, sehingga karyawan harus lembur karena mesin-mesin mereka harus dioperasikan siang dan malam.
"Namun hal seperti itu tahun ini tampak tidak terjadi sehingga utilitas produksi pabrik hanya sekitar 60 persen dan pemakaian alat transportasi truk dan sopirnya tentu juga akan berkurang secara signifikan," ujar Buya Anwar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (5/4/2023).
Menurut Buya Anwar, terjadinya hal itu tentu tidak bisa dilepaskan dengan minimnya permintaan dari pembeli, baik dari dalam maupun luar negeri.
Apalagi, menurut dia, pasar dalam negeri saat ini dibanjiri produk-produk impor baik yang masuk secara resmi maupun ilegal.
"Membanjirnya produk-produk impor tersebut tentu tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan masalah harga di mana harga barang-barang impor tersebut lebih murah ketimbang produk dalam negeri," ucap Ketua PP Muhammadiyah ini.
Di samping itu, lanjut dia, juga ada pabrik garment yang mengalami masalah cukup berat karena omzet ekspornya, terutama ke luar negeri, menurun tajam akibat dari dampak Covid-19 dan inflasi yang dialami oleh negara importir tersebut.
Karena akumulasi dari masalah-masalah tersebut, akhirnya pihak perusahaan pun terpaksa melakukan rasionalisasi dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) .
"Hal ini tentu jelas akan mendorong meningkatnya angka pengangguran sehingga secara agregat tentu akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat," kata Buya Anwar.
Dengan melihat berbagai pemasalahan di atas, dia berharap kepada pemerintah agar bisa mengecilkan kran impor kecuali untuk barang-barang yang memang tidak bisa diproduksi di dalam negeri.
"Kedua, kita harapkan agar masyarakat lebih mencintai dan membeli barang-barang produksi dalam negeri," jelas Buya Anwar.
Baca juga: Yang Terjadi Terhadap Tentara Salib Saat Shalahuddin Taklukkan Yerusalem
Ketiga, dia juga meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan belanjanya dengan membeli produk-produk dalam negeri terutama untuk membeli barang-barang dari sektor dunia usaha yang saat ini benar-benar terpukul.
Selain itu, Buya Anwar juga mengimbau kepada umat Islam yang tergolong mampu untuk membayar zakatnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan agama dan meningkatkan infak serta sedekahnya, sehingga jumlah uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat semakin meningkat.
"Sehingga daya beli masyarakat secara agregat akan menggeliat sehingga mesin-mesin pabrik akan kembali beroperasi, perekrutan kembali tenaga kerja akan meningkat, pengangguran akan menurun dan daya beli masyarakat tentu akan bisa pulih kembali sehingga kehidupan ekonomi secara nasional akan kembali berkembang secara dinamis sesuai dengan yang kita harapkan," tutupnya.